TUHAN TEMPAT PERLINDUNGANKU

( Mazmur 91 :1-16 )

Bapak/Ibu setiap kita pasti memiliki ketakutan bukan? Tidak ada satupun di antara kita yang tidak memiliki ketakutan. Ada yang takut ketinggian, ada yang takut miskin ( kecuali kaya nggak ada orang yang takut ),ada yang takut kegelapan, ada yang takut ditinggalkan orang yang dikasihi, ada yang takut kematian, dll. Ada berbagai macam ketakutan di dalam kehidupan kita. Dan waktu kita takut, kita membutuhkan perlindungan. Jadi ketika kita merasa takut dan langsung datang kepada sumber pertolongan, maka kita tidak akan pernah merasa takut lagi karena kita tahu bahwa tempat perlindungan kita itu dapat memberikan rasa aman bagi setiap kita. Demikian juga pemazmur ketika menuliskan mazmur 91 ini, dia tau betul bagaimana merasakan pertolongan Tuhan sehingga dapat menuliskan pujian yang begitu indah ini. Mazmur 91 menjadi mazmur yang di favoritekan oleh banyak orang.

Jika kita melihat di dalam ayat 1 Ini menggambarkan bahwa orang yang mengaku Tuhan sebagai tempat perlindungannya adalah orang yang mengenal Tuhan dengan benar. Karena di dalam ayat 1 dan 2 ini kita dapat melihat ada 4 muncul nama Tuhan disana. Yaitu “Yang Maha Tinggi = El Elyon = The Most High yang mengakui bahwa tidak ada satupun yang tertinggi di dalam dunia ini kecuali Tuhan. “Yang Maha Kuasa = El Shadai = Almighty yang mengakui bahwa hanya Dia Allah yang berkuasa dan yang berhak atas seluruh kehidupan kita. Yang ke 3 “Tuhan = Yahweh “ Tuhan yang secara pribadi berjanji kepada umat-Nya untuk menyertainya. Yang ke 4 “Allah = Elohim adalah pengakuan bahwa Allah adalah sang pencipta, yang menciptakan langit dan bumi. Maka ke 4 pengakuan ini menjadi sangat penting terhadap pengenalan Allah yang benar. Orang benar memahami Tuhan tempat perlindungan itu berbeda dengan orang yang tidak mengenal Tuhan.

di lanjutkan di dalam ayat ke 3, bahwa Allah yang dipahami dengan benar itu Dialah yang akan melepaskan kita dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Maksudnya apa? maksudnya adalah dari segala marah bahaya yang dahsyat yang datang secara tiba-tiba kepada kita yang kita tidak tahu kapan itu datang. Seperti jerat penangkap burung apakah dia tahu bahwa di depannya ada jerat? Tidak maka demikian juga dengan kita, bahkan saat kita tidak tahu akan ada jerat yang datang secara tiba2pun, Tuhan akan melindungi kita. Tuhan menudungi kita dengan kepak-Nya, di bawah sayap-Nya kita akan berlindung dan kesetian-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Ini menunjukkan perlindungan yang serba ketat untuk kita.

di lanjutkan di dalam ayat ke 3, bahwa Allah yang dipahami dengan benar itu Dialah yang akan melepaskan kita dari jerat penangkap burung, dari penyakit sampar yang busuk. Maksudnya apa? maksudnya adalah dari segala marah bahaya yang dahsyat yang datang secara tiba-tiba kepada kita yang kita tidak tahu kapan itu datang. Seperti jerat penangkap burung apakah dia tahu bahwa di depannya ada jerat? Tidak maka demikian juga dengan kita, bahkan saat kita tidak tahu akan ada jerat yang datang secara tiba2pun, Tuhan akan melindungi kita. Tuhan menudungi kita dengan kepak-Nya, di bawah sayap-Nya kita akan berlindung dan kesetian-Nya ialah perisai dan pagar tembok. Ini menunjukkan perlindungan yang serba ketat untuk kita.

Jadi orang yang mengaku bahwa Tuhan tempat perlindunganku adalah orang yang mengaku percaya dan mengenal Tuhan dengan benar hal ini bukan hanya di akui oleh Pemazmur saja tetapi juga dikorfirmasi oleh Tuhan di dalam ayat ke 14-16. Tuhan mengakatan “Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, maksud hatinya melekat itu berarti hidup di dalam Tuhan, berelasi dengan Tuhan bahkan yang mengenal nama-Nya. maka Allah sendiri yang akan membentengi nya. tetapi apakah dengan begini orang yang hidup di dalam Tuhan tidak akan pernah mengalami kesulitan? Dan apakah orang yang mengenal dan berelasi dengan Tuhan tidak pernah luput dari masalah dan pergumulan? Bukankah semua tokoh Alkitab yang mengaku percaya kepada Tuhan tetap mengalami begitu banyak kesulitan dan pergumulan, kita dapat melihat Abraham menanti puluhan tahun untuk mendapatkan seorang anak dan bahkan setelah mendapatkan anakpun, Tuhan meminta anaknya untuk dipersembahkan. Daud, seorang yang paling berkenan di hadapan Tuhan bukankah sebelum menjadi raja dia seorang gembala domba dan bahkan setelah mengalahkan Goliatpun dia belum menjadi raja dan setelah diurapi oleh Tuhanpun dia tetap dikejar-kejar oleh Saul dan bahkan anaknya menginginkan kematiannya. Kita melihat Salomo, Ayub dan bahkan Hosea. Bahkan Kristus sendiri yang adalah Allah tidak pernah luput dari kesulitan bahkan dikatakan untuk sementara Allah meninggalkan Dia untuk menanggung dosa kita diatas kayu salib.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie