Yang Dibebaskan

Galatia 5: 13

Mungkin beberapa dari kita orang Kristen tidak menjadi kesaksian yang baik bagi orang Kristen lainnya. Dalam bagian surat yang kita baca Paulus mengingatkan kita dengan baik bahwa sebagai orang Kristen kita tidak boleh meninggalkan Tuhan dan tetap di dalam Tuhan. Jika tidak, kita bisa menjadi orang Kristen yang menggigit orang Kristen lainnya atau orang Kristen yang tidak di dalam pimpinan Allah akan menjadikan orang lain itu menjadi makanannya.

Yudas adalah salah satu contohnya. Yudas melakukan protes kepada Maria yang menuangkan minyak narwastu untuk mengurapi Yesus sebagai sebuah pemborosan. Protes itu sebenarnya bukan hanya ditujukan kepada Maria, tetapi juga kepada Kristus yang membiarkan pemborosan itu. Yudas melakukan itu bukan kerena ia peduli kepada orang miskin, tetapi justru itu kepada dirinya sendiri yang cinta kepada uang. Kecintaannya kepada uang terbukti dengan Yudas memangsa dan menggigit Yesus dengan menjualnya dengan 30 keping perak.

Berbeda dengan Maria, Maria yang disebut sebagai pemboros, justru melakukan hal yang luar biasa kepada Kristus. Minyak narwastu itu dikumpulkan sedikit demi sedikit untuk bekal pernikahan Maria nanti, tetapi hal yang berharga itu diberikan semuanya kepada Kristus. Yudas menghargai Yesus dengan 30 keping perak, sedangkan Maria semua minyak dan ini adalah yang paling berharga dia berikan untuk Tuhan. Dari perbedaan angka saja kita bisa melihat siapa yang lebih mengasihi Allah.

Maria memboroskan semua itu untuk Yesus, bahkan Maria menyeka Yesus dengan rambutnya. Rambut wanita pada zaman Yesus adalah sebuah simbol kemuliaan wanita yang harus dilindungi, tetapi Maria menganggap Yesus lebih penting dari pada apapun sehingga harga diripun ia tidak pedulikan. Maria adalah saudara Martha dan Lazarus, Maria adalah orang yang memilih untuk duduk mendengar Yesus, Maria juga melihat bagaimana Allah membangkitkan Lazarus yang adalah saudaranya. Semua pengalaman ini membuat ia rela memboroskan untuk Kristus dan ini berbeda dengan anak bungsu yang memboroskan demi dirinya sendiri.

Bagaimana diri kita dikenal? Sebagai pribadi yang boros untuk Tuhan yang telah mengasihi kita dengan boros. Apakah kita berani untuk boros? Boros untuk meluangkan waktu membaca Alkitab, boros untuk bisa beribadah kepada Tuhan, boros kekuatan kita untuk memperhatikan orang lain, boros uang untuk menolong sesama kita, pemborosan demikian yang disukai oleh Tuhan. Kita pribadi yang sudah bebas, Allah menginginkan kita untuk melayani dan untuk mengasihi sesama kita sehingga nama Allah itu dimuliakan.

Apakah sebagai orang yang dibebaskan kita tidak bisa melakukan yang mungkin kecil untuk menolong orang lain? Kita ini telah dibebaskan dari belenggu sehingga tidak ada alasan untuk kita tidak melakukan kasih kepada orang lain. Tuhan berikan kebebasan supaya kita mampu untuk mengasihi dan melayani orang lain, sehingga nama Tuhan dimuliakan. Sekarang yang harus kita lakukan adalah mengikuti arahan Tuhan, sehingga apa yang kita perbuat adalah pimpinan Tuhan yang menolong kita untuk bisa mengasihi.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie