Kasihanilah Aku

Lukas 18:35-43

                Bagaimana kita bisa mempelajari sebuah formula doa yang baik sehingga Tuhan bisa menjawab. Ada dua kata-kata atau sebuah formula doa dalam postingan berbeda. Yang pertama mengatakan bahwa “Kalau kita bekerjasama dengan Tuhan maka aka nada nubuatan yang terjadi” dan yang satu lagi berkata bahwa “Apakah yang kamu lakukan untuk Tuhan? atau untuk diri sendiri tetapi menggunakan nama Tuhan”. Pertanyaannya apakah formula dari doa atau nubuatan yang kita buat hanya untuk diri sendiri tetapi bukan untuk Tuhan.

                Hari ini kita akan belajar dari kisah hidup Bartimeus. Bartimeus adalah orang buta yang mendengar pada saat itu bahwa ada keributan disana, dan ada orang yang berbaik hati mengatakan bahwa itu adalah Yesus yang datang. Ketika Bartimeus tau dia dengan lantang memanggil “Yesus anak Daud”, panggilan ini menyatakan bahwa Yesus adalah seorang juruselamat. Benih iman yang ditunjukan bartimeus karena ia yakin bahwa Yesus adalah Mesias. Ternyata ketika Bartimeus meneriakan bahwa Yesus adalah anak Daud ada godaan datang yaitu orang-orang yang menyuruh dia diam dan pergi. Tetapi ternyata dia tetap berteriak “Yesus Anak Daud, kasihanilah aku”. Bartimeus memohonkan divine Grace untuk dirinya sehingga Yesus bisa menghasihi dia, Yesus akhirnya menanggapi Bartimeus.

                Bagaimana sikap kita ketika kita berdoa kepada Tuhan, apakah kita percaya bahwa Yesus adalah benar juruselamat? Kalau kita percaya bahwa Yesus adalah juruselamat maka meskipun ada godaan atau masalah dalam kehidupan kita, maka yang kita lakukan adalah tetap berterikan bahwa Dia adalah juruselamat yang bisa memberikan kasih karunia. Godaan itu bisa berupa apa saja, kesibukan ataukah hal lain yang menggoyahkan kita akan kepercayaan kita kepada Tuhan.

                Divine grace dari Kristus itu adalah “selimut” yang menghangatkan badan yang “menggigil” karena masalah yang berat. Inilah yang diinginkan Bartimeus sehingga dia bisa merasakan bahwa divine grace yang bisa menyelimuti dirinya, biarlah kasih karunia itu memenuhi kita. Kalau kita merasakan divine grace maka kita akan tenang dan bisa mengutarakan apa yang kita doakan dengan benar. Do akita tidak akan dikuasai oleh nafsu dan godaan dalam doa.

                Kalau kita mengaku sebagai orang yang beriman, Iman itu untuk meneguhkan hati:
tetap percaya kepada sang Kritsus sebagai sang Mesias, apapun tantangannya. Iman itu untuk memohon dikasihi oleh Tuhan agar kita diselimuti dengan divine grace sang Kristus. Iman bukan untuk menggedor gedor atau mendobrak pintu surga supaya kita dapatkan yang kita mau! kita adalah anak Allah, tetapi kit aini adalah anak adopsi bukan Kristus. Kita ini adalah anak-anak Allah yang tidak akan dicampakkan, maka itu kita harus hormat dan mengatakan apa yang pantas untuk berdoa kepada Tuhan. Kalau kita beriman kepada Tuhan maka yang kita katakan adalah “Tuhan kasihanilah aku”. Dengan mengucap ini kita terhidar dari pikiran untuk mengklaim nama Yesus untuk hal-hal yang memuaskan dirimu. Tuhan kasihanilah aku itu adalah dimana kita menyerahkan diri kita kepada kedaulatan Allah.

                Mari kita menjadikan diri untuk mempraktekkan iman dengan cara yang sederhana yaitu “Tuhan kasihanilah aku. Sehingga kita meyerahkan diri kita kepada Tuhan. Bukan menunjukkan praktek iman yang besar tetapi tidak wajar. Maka itu praktekkan iman dengan berkata Kasihanilah aku sebagai bentuk penyerahan secara total.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie