AKU MAU PERCAYA

Mazmur 56

                Apakah berdoa dengan hanya mengatakan “Ya Tuhan, isinya hanya tetesan air mata dan menutupnya dengan Amin adalah doa yang kurang beriman? Apa artinya beriman dan percaya kepada Yesus Kristus pada saat berdoa. Minggu lalu kita sudah melihat teladan dari Bartimeus yang berdoa dengan teladan iman dengan berkata “Anak Daud, kasihanilah Aku” dan ini sama dengan Daud yang berdoa dengan “Tuhan kasihanilah aku”. Pada akhir cerita dikatakan bahwa Bartimeus mendapatkan kesembuha, tetapi berbeda dengan Daud yang ia dapatkan adalah kekuatan dari Allah. Kekuatan ini didapat untuk memindahkan rasa takut kepada perasaan percaya kepada Yesus. Daud takut dan menggambarkan itu dengan banyaknya orang yang mencemooh dia, banyak orang yang ingin mengagalkan dia dan ada orang yang ingin mengambil nyawanya. Bagaimana Daud itu bisa melompat dari ketakutan menuju ucapan yang agung dalam ayat 4, “Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu;”. Tidak ada keraguan dalam diri Daud untuk memperlihatkan benih iman, karena sejak dulu dia sudah melihat bagaimana Tuhan bertindak dalam kehidupannya. Benih iman yang sama yang menggerakkan Daud berdoa dalam kesesakan dengan berkata “Tuhan kasihanilah aku”. Seruan ini membuat Daud percaya kepada Tuhan sehingga dia bisa berkata “aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?”. Daud yang takut karena ditangkap orang filistin dan takut karena nanti raja orang filistin menyerahkan dia kepada Saul, kemudian berubah menjadi tenang. Ada perubahan dari keadaan takut menjadi tenang, maka jangan meremehkan kalimat sederhana “Tuhan kasihanilah aku, ya Allah”. Karena yang terpenting dalam setiap doa kita ada benih iman yang menolong kita percaya. Karena doa bukan kita, tetapi kita memohon dan menyerahkan diri kita kepada Tuhan. Inilah yang dijanjikan Yesus dalam (Matius 11:28 – TSI (TSI: terjemahan sederhana Indonesia)); “Datanglah kepada-Ku, setiap kalian yang sudah lelah menanggung kesusahan-kesusahan yang berat, karena Aku akan menolongmu mengatasi setiap kesusahanmu itu dan kamu akan merasa lega.” Ini adalah janji Kristus dan saat Daud berseru kepada Allah, maka ia juga mengalami janji Kristus dalam perjanjian baru. 

                Satu Langkah yang sangat penting yang dicontohkan dalam memenangi pertandingan iman dalam mengahadapi ketakutannya terhadap orang Filistin. Titik gentingnya adalah bagaimana Daud tetap beriman dalam ketakutannya. Mazmur 56:4 Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu; 
 Mazmur 56:5 kepada Allah, yang firman-Nya kupuji, kepada Allah aku percaya, aku tidak takut.  Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku?   Mazmur 56:12 kepada Allah aku percaya, aku tidak takut. Apakah yang dapat dilakukan manusia terhadap aku? Tiga kali diulangi bahwa Daud tidak takut dan percaya ini berarti bahwa ada sesuatu yang penting. Daud setelah berseru kepada Tuhan “Kasihanilah aku ya Tuhan” ini mendapatkan iman yang luar biasa sehingga ia bisa berkata Aku tidak takut dan mendapatkan buah yaitu hikmat. Hikmat itu muncul dalam ayat 4, rasa takut dalam diri Daud mulai hilang. Apakah masalah sudah selesai? Ternyata belum selesai bahkan Daud harus di bawah dihadapan Akhis yang adalah Raja orang Filistin. Tetapi rasa percaya itu menenangkan hatinya sehingga ia yakin bahwa tidak ada yang bisa dilakukan manusia tehadap dia.

                Hikmat kedua yang didapat Daud setelah dia mengucap “Tuhan kasihanilah aku” ada pada ayat 9, “Sengsaraku Engkaulah yang menghitung-hitung, air mataku Kautaruh ke dalam kirbat-Mu. Bukankah semuanya telah Kaudaftarkan?” Daud yakin bahwa ketika air mata itu turun maka Tuhan itu akan mempedulikan dia. Seruan, “Kasihanilah aku, ya Tuhan” di tambah air mata sudah lebih dari cukup di hadapan Tuhan Yesus. Kita harus jujur dengan keadaan kita kepada Tuhan kalau kita hanya bisa mengucap Tuhan kasihanilah aku dan air mata itu sudah cukup untuk mewakilkan betapa kita ini percaya kepada Tuhan dengan segenap hati karena kita menyerahkan ketakutan kita yang tidak bisa terkatakan.

                Jangan pernah merasa malu dan merasa gentar jika kita cuman bisa berdoa dengan ucapan kasihanilah aku ya Tuhan dan dengan tetesan air mata. Kita melihat bukti dalam kehidupan Daud dengan ucapan yang sederhana itu, bisa muncul benih iman yang membuat dia percaya dan yakin akan pertolongan Tuhan. Jangan gentar dan yakinlah kalau kita berdia dengan kata-kata yang mungkin tidak gagah ini “Tuhan kasihanilah aku” dan dengen tetesan air mata akan membawa kita memiliki benih iman yang mengubahkan kita dan membuat kita yakin bahwa Tuhan bersama-sama dengan kita.  

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie