Jangan Menjadi Jahat

“Siapa membalas kebaikan dengan kejahatan, kejahatan tidak akan menghindar dari rumahnya.” (Amsal. 17:13)

Kisah Daud dan Batsyeba dengan jelas mengilustrasikan Amsal 17:13. Dengan perbuatannya terhadap Uria, Orang Het, yang dengan setia berperang bagi Daud dan Bangsa Israel, Daud menjadi contoh orang yang membalas kebaikan dengan kejahatan. Alkitab mencatat bahwa apa yang Daud lakukan itu “jahat di mata Tuhan” (2Sam. 11:27), dan sejak saat itu kita melihat bagaimana kejahatan tidak menghindar dari rumah tangga Daud. Kita membaca bagaimana anak Daud dan Batsyeba mati pada hari ketujuh; Amnon yang memperkosa Tamar dan kemudian dibunuh oleh Absalom; Absalom yang memberontak dan mati terbunuh; dan Adonijah yang dibunuh oleh Salomo karena mengingini gundik Daud. Daud benar-benar menuai upah dari apa yang ia tabur!

Dari cerita Daud dan Batsyeba ini kita bisa melihat betapa benarnya yang dikatakan oleh Amsal 17:13. Dan dari sini kita belajar untuk menyadari bahwa Allah kita adil, termasuk bagi orang Kristen. Kita tidak bisa berharap lepas dari keadilan Allah semata-mata karena kita adalah anak-anak yang Ia kasihi. Yang kedua kita belajar bagaimana Allah tidak pernah menjatuhkan hukuman yang semena-mena, tetapi bukan berarti hukuman Tuhan bisa dibuat main-main. Yang ketiga kita harus menyadari bahwa hukuman atas kesalahan kita tidak hanya akan jatuh kepada kita, tetapi juga kepada keturunan kita. Dan terakhir, kita harus berhati-hati di dalam memperlakukan orang yang lebih lemah daripada kita. Jangan sampai kita memperlakukan mereka dengan semena-mena karena meskipun mereka bisa jadi tidak bisa membalas perbuatan kita, Allah memandang dari sorga dan Ia menganggap jahat, segala bentuk kesewenang-wenangan.

Kiranya kita bisa mengenakan belas kasihan di dalam setiap bentuk relasi kita karena Alkitab berkata, “Sebab penghakiman yang tak berbelas kasihan akan berlaku atas orang yang tidak berbelas kasihan. Tetapi belas kasihan akan menang atas penghakiman” (Yak. 2:13).

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie