Soal Kekuatiran

Lukas 12:13-34

Setiap manusia tentu pernah dan dapat kuatir, terutama di masa pandemi seperti sekarang ini. Sebagian orang kuatir tentang kesehatan, sebagian lainnya kuatir tentang pekerjaan. Tidak sedikit yang kuatir tentang masa depan, namun banyak juga yang kuatir tentang bagaimana dapat melewati hari ini. Sebagai orang-orang yang telah percaya kepada Tuhan, akan sangat baik bagi kita menggumulkan pokok ini dari terang firman Tuhan. Lukas 12:13-34 adalah sebuah teks Kitab Suci yang sangat baik untuk menjadi dasar perenungan seputar pokok kekuatiran.

Lukas 12:13-34 diawali dengan narasi tentang pengajaran Tuhan Yesus supaya setiap orang yang mengikuti-Nya dapat setia dalam keadaan apapun (lihat Lukas 12:1-12). Namun penjelasan tersebut mendapatkan interupsi dari seorang pendengar-Nya di 12:13. Orang tersebut berkata: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." Permintaan tersebut menjadi sebuah momentum bagi Tuhan Yesus untuk menjelaskan sebuah ajaran yang juga sangat penting, yaitu tentang hal yang paling esensial dalam hidup dan tentang kekuatiran. Pada saat memberikan komentar tentang permintaan tersebut, Tuhan Yesus menceritakan sebuah perumpamaan (12:16-20). Dalam perumpamaan tersebut, dikisahkan ada seorang yang menganggap bahwa harta adalah bagian terpenting dalam hidupnya, sehingga mengabaikan hal lainnya (12:18-20). Namun ironisnya, semua harta tersebut tidak berguna baginya karena jiwanya akan segera diambil daripadanya (12:19-20). Setelah menceritakan kisah tersebut, Tuhan Yesus mengajarkan kepada murid-murid-Nya supaya tidak kuatir seperti orang dalam perumpamaan tersebut (12:22). Para murid diajak untuk memikirkan hal paling esensial dalam hidup mereka dan tidak terpukau pada apa yang menjadi pelengkap semata (12:23-24).

Kisah dan pengajaran Tuhan Yesus tersebut juga menolong kita memikirkan persoalan kekuatiran dalam relasinya dengan apa yang paling esensial dalam hidup kita. Ada tiga pokok yang dapat kita jadikan perenungan. Pertama, carilah Kerajaan Allah sebagai bagian yang paling esensial dalam hidup (12:31). Jika fokus hidup kita ada pada Kerajaan Allah, maka kita yakin bahwa kita sedang hidup dalam kedaulatan-Nya. Kedua, yakin bahwa Allah memelihara setiap orang yang mencari-Nya (12:31b-32). Firman Tuhan mengatakan bahwa Allah memelihara segala ciptaan-Nya seperti burung dan bunga bakung. Oleh karena itu, Allah juga akan memelihara kita dari segala kekuatiran hidup kita. Ketiga, gunakan harta atau apapun yang Allah percayakan untuk menjadi berkat bagi sesama (12:33-34). Salah satu hal yang dapat menambah kekuatiran kita adalah keterikatan kita pada apa yang kita miliki, padahal semua itu sementara saja. Karena itu, firman Tuhan mengajarkan untuk melihat semua itu titipan dari Allah yang patut kita pergunakan untuk kemuliaan-Nya dan menjadi berkat bagi sesama kita.

Di tengah pandemi yang membuat kita kian kuatir ini, mari kita pikirkan ketiga pokok tersebut dengan lebih sungguh-sungguh. Sudahkan saya sungguh-sungguh mencari Kerajaan Allah dan kebenaran-Nya? Apakah saya sudah menyerahkan segala kekuatiran kepada Allah yang memelihara? Juga, bersediakan saya menggunakan harta, bakat, dan apapun yang saya miliki untuk memuliakan Allah serta memberkati sesama?

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie