Jangan Gelisah

Yohanes 14:1

Beberapa orang bertanya? Apa kehendak Tuhan dalam kehidupan saya, ketika saya ternyata harus mengalami PHK? Apakah kehendak Tuhan ketika saya memuli usaha dalam masa pandemic? Ada banyak kegelisahan lain yang muncul dalam kehidupan kita. Tetapi Tuhan memberikan kepada kita sebuah jalan keluar tetang kegelisahan.

                Frase “Janganlah gelisah” di ayat 1, bukan menunjuk pada arti: mulai gelisah tetapi para murid pada waktu itu sudah gelisah dan terus gelisah, itu sebabnya Tuhan Yesus minta supaya berhenti gelisah. Yesus akan meninggalkan murid-murid sehingga mereka gelisah, karena mereka ingin nantinya Yesus tampil sebagai pembela dan pembebas mereka. Kegelisahan – kegelisahan juga muncul dalam kehidupan kita masa kini apalagi dalam masa pandemic ini. Banyak orang bertanya menunjukkan akan kegelisahan mereka, bagaimana kita menjawab kegelisahan? Yesus memberikan jawaban yang berhubungan dengan “Rumah Bapa Di Surga”. Masa depan itu ada, tetapi bukan bebas dari penjajahan dan juga masalah, tetapi masa depan adalah masalah memiliki rumah bersama dengan Bapa. Israel masih gelisah, karena mereka masih mengalami penjajahan Romawi yang tidak kunjung pergi. Kalau saja Allah memberitahukan kepada kita kapan Bangsa Romawi akan pergi atau Virus covid akan berhenti akan berakibat kepada orangtersebut akan bersenang-senang dan akan menikmati apa yang ia punya dan tidak mempedulikan orang lain, seperti cerita orang kaya yang menyimpan hartanya dan bersandar kepada harta. Setiap kita tidak akan pernah puas jika kita memiliki uang atau kekayaan.

                Kata “Percaya” di bagian ini paling tidak diulang sampai 3 kali, dan yang menarik kata “percaya” itu dikaitkan dengan frase “mengenal Kristus” dan “mengenal Bapa” lalu dikaitkan lagi dengan kalimat “melakukan pekerjaan yang dilakukan Kristus”. Kegelisahan hanya bisa diatasi dengan percaya dan mengenal kepada Yesus dan itu bukan hanya dari mulut saja, tetapi mengenal Yesus itu juga melalkukan apa yang Yesus lakukan kepada orang-orang disekitarnya ketika Yesus melakukan pelayanan. Gelisah itu obatnya, bukan nanti Romawi sebagai penjajah telah pergi dari Israel, atau kalau Covid 19 nanti sudah diatasi, tetapi obat mujarabnya adalah percaya Kristus (dengan kualitas mengenal-Nya) yang dibuktikan dengan melakukan pekerjaan yang pernah Kristus kerjakan. Penyelesaiaan kegelisahan kita berbeda dengan jalan keluar yang Allah berikan untuk menyelesaikan kegelelisahan. Sungguhkan kita mengenal Tuhan? Sungguhkan kita melakukan apa yang Yesus lakukan selama Dia hidup?

                Orang percaya akan gelisah kalai dia menjadi egois ataupun menjadi tidak berbagi. Kegelisahan orang percaya akan menumbuhkan iman dan karakternya karena sifatnya yang tidak egois – mau berbagi, sedangkan kegelisahan orang fasik akan merusak dirinya karena sifatnya yang suka menyimpan/menimbun. Roh kudus memberanikan kepada kita untuk menceritakan kabar baik dan juga menolong orang (Memberi makan, memberikan keperluan dan juga memberikan uang).

                Sampai kapan kita bisa berhenti dalam kegelisahan? Sampai kita percaya kepada Yesus dan sampai kita mengaplikasikan dalam kehidupan kita sesuai dengan yang Yesus ajarkan. Mengaplikasikan apa yang Yesus ajarkan bukan harus seperti Yesus, tetapi juga bisa dengan hal yang mudah, misal dengan update status di Wa, Instagram dan Facebook dengan pesan-pesan yang membangun dan juga memberik kekuatan, atau dengan membagikan makanan kepada orang yang membutuhkan.

                Jangan sampai kita orang Kristen tidak bisa keluar dari kegelisahan hati kita, tetapi jadilah orang Kristen yang sungguh-sungguh mengenal Allah dan melakukan apa yang menjadi teladan Yesus dalam kehidupan-Nya dalam firman-Nya.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie