Hati yang berubah

2 Tawarikh 26:16

                Kalau kemudian kita mengambil sesuatu yang bukan hak kita, apakah ini hal yang serius dimata Tuhan? Beberapa orang tidak menganggap serius karena dalam hidupnya tidak terjadi apa-apa dan semua masih baik-baik saja. Tetapi bagaimana kalau Tuhan ingin memperkarakan ini apa akibatnya? Sehebat apa yang Tuhan jatuhkan kepada orang-orang yang mengambil hal milik orang lain?

                Raja Uziaadalah pangeran dari kerajaan Yehuda ia dianggat menjadi Raja karena Raja Amazian meninggal. Dalam umur 16 tahun Uziabisa memimpin Yahuda dengan baik dan alkitab mencatat kenapa ia berhasil memimpin bangsa Yehuda. Semua itu terjadi karena Uziasangat mencintai Tuhan seperti papanya dan ini adalah warisan yang baik diberikan oleh papanya. Karena Uzia sangat mencintai Tuhan, Tuhan membuat kerajaannya menjadi berhasil dan itupun diakui oleh Mesir. Dari bagian ini kita bisa belajar bahwa Soal promosi nama atau kebesaran nama adalah bagian Tuhan, jangan pernah sekalipun engkau mengusahakan nama besar dari dirimu, sebab kalau tidak engkau bisa akan menjadi jahat untuk mencapai-nya. Bagian kita adalah kerja yang baik dan tidak melakukan yang tidak benar dihadapan Tuhan dan masalah promosi adalah bagian Tuhan yang menolong kita.

 Hidup harus buat rencana dengan baik, tapi jangan merencanakan jadi orang yang punya nama besar, sebab hatimu mudah berubah. Inilah yang terjadi kepada Raja Usia, dia mengalami perubahan menuju sesuatu yang tidak baik atau dalam kegelapan diusianya yang ke 60. Uziamelakukan hal yang tidak benar dihadapan Tuhan, dia membakar persembahan di bait Allah yang sebenarnya ini adalah bagian dari imam. Uziamengambil bagian yang bukan haknya dan tidak mempedulikan lagi akan kedekatannya kepada Tuhan. Semua kita tidak bisa kebal dengan dosa mengambil, kita sangat dekat dengan godaan ini. kita bisa tergoda untuk mengambil hak yang bukan seharusnya menjadi milik kita, sebagai contoh mengambil harta, posisi dan juga banyak hal kepada orang lain dan rencana yang dilakukan bukan rencana yang buruk.

Lalu apa yang diterima oleh Uziasetelah melakukan dan mengambil apa yang dilakukannya? Ah ini juga dilakukan oleh orang lain, tidak aka nada akibatnya. Uzia ternyata ditegur oleh beberapa nabi karena perbuatannya, tetapi tidak menyesal malah ia melakukan yang tidak baik kepada nabi-nabi yang mengingatkan dirinya. Kalau kita berdosa, jangan menebusnya dengan berbuat baik, baik kepada orang atau kepada saudara, bahkan kepada Tuhan! “Tebuslah” dengan pertobatan yang sungguh! Raja Uzia dikuasi oleh pikiran yang gelap sehingga ia tidak bisa melihat yang baik, seketika itu juga Tuhan mengulurkan tanganya kepada kepala Uzia dan memberikan penyakit kusta. Jangan membiarkan tangan Tuhan yang seharusnya memberkati kita berubah menjadi kusta. Para imam yang melihat Raja Uzia, langung tau apa yang terjadi kepada Uzia. Raja yang memiliki nama baik hilang karena kusta dan kusta itu dicap sebagai sebuah penyakit yang datangnya karena dosa. Uzia tidak bisa disembuhkan dan harus diasingkan serta tidak boleh bergaul dengan orang lain sampai ia sembuh. Alkitab mencatat Raja Uzia pada umur 68 tahun ia meninggal dengan kusta dan sebagai raja yang kena kutuk. Kelar hidup kita, kalau Tuhan dengan jari-Nya taruh kusta di dahi kita! Kalau bukan menjadi hak kita janganlah kita mengambil dan mengusainya karena Tuhan akan membuat hal yang mungkin tidak bisa kita bayangkan. Ada beberapa tokoh alkitab yang bernasib sama dengan Raja Uzia yaitu, Miriam saudara dari Musa yang tidak terima Tuhan hanya berbicara kepada Musa, dia berkata bahwa Tuhan juga berbicara kepadanya. Apa yang terjadi setelah itu, Miriam terkena kusta. Gehazi, hamba dari Elisa. Dia mengambil apa yang juga bukan miliknya dari Naaman, maka dia juga terkena kusta.

Di dunia ini kita bisa bertemu orang yang seperti Uzia, Miriam dan juga Gahazi yang mengambil hak orang lain secara terang-terangan dan tidak merasa bersalah, tetapi ada juga Tuhan tempatkan orang-orang yang baik hatinya dan menghargai apa yang menjadi milik orang lain.

Tuhan selalu membuat contoh-contoh keseimbangan dalam kehidupan ini, ada orang yang seperti yang baik seperti Fredereki yang menolong orang lain, tetapi juga ada orang yang seperti Raja Uzia. Kusta itu adalah simbol dari dosa yang hanya Yesus Kristus saja yang bisa lepaskan dari peristiwa salib. Kalau kita berdosa, jangan menebusnya dengan berbuat baik, “tebuslah” dengan pertobatan yang sungguh! Jangan kita menjadikan diri kita yang berdosa ini buru-buru berbuat baik, tetapi minta ampun kepada Tuhan yang bisa menolong kita lepas dari dosa. Minta ampun kepada Tuhan adalah hal yang penting meskipun terkadang kita harus menghadapi akibatnya, tetapi ingatlah Tuhan yang akan menolong kita untuk menghadapi akibat itu. Ingatlah Anugrah yang Tuhan Yesus yang akan membalut lukamu dari akibat dosa.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie