Humility and fear Of GOD

Amsal 2:1-5

Amsal 2:1-5

2:1 Hai anakku, jikalau engkau menerima perkataanku dan menyimpan perintahku di dalam hatimu,

2:2 sehingga telingamu memperhatikan hikmat, dan engkau mencenderungkan hatimu kepada kepandaian,

2:3 ya, jikalau engkau berseru kepada pengertian, dan menujukan suaramu kepada kepandaian,

2:4 jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam,

2:5 maka engkau akan memperoleh pengertian tentang takut akan TUHAN dan mendapat pengenalan akan Allah.

                Beberapa orang mencari apa yang Tuhan kehendaki dalam hidupnya, mereka mencari tahu agar tidak buang-bung waktu dalam kehidupan mereka dan mengusahakan apa yang mereka kejar. Mereka yang mencari kehendak Tuhan biasa tidak bisa tidur dan membuat banyak formula sehingga sepertinya Tuhan menjawab. Kalau ingin tahu kehendak Tuhan maka harus kita kerjakan adalah mencari hikmat. Amsal 1:20-21, Hikmat berseru nyaring di jalan-jalan, di lapangan-lapangan ia memperdengarkan suaranya, di atas tembok-tembok ia berseru-seru, di depan pintu-pintu gerbang kota ia mengucapkan kata-katanya. Hikmat itu tidak jauh dan dekat dengan kita, karena ada dimana-mana bahkan ada digerbang yang dianggap penting bagi orang yahudi kebenaran itu memanggil dan berteriak.

                Amsal 2:1, Hai anakku, hubungan istimewa antara bapak dan anak. Hubungan yang spesial karena suara bapak hanya dikenal untuk bapaknya. Termasuk kita sebagai anak angkat Allah, lalu berarti mudah untuk kita mendapatkan hikmat? Tetapi Amsal memberikan kata sambung “Jikalau” dalam ayat 2, meskipun kita anak Allah kita tidak selalu mendengarkan Firman Tuhan. Ada yang mau mendengar tetapi enggan percaya, mendenganr tetapi tidak melakukan. Amsal memberikan kata sambung “jikalau” pada ayat 3 yang ingin mengatakan bahwa suara kebenaran sudah disampaikan tetapi tidak semua dipanggil untuk memberikan respon yang seharusnya, Tuhan ingin kita berjalan sesuai dengan rencanaNya, tetapi kita serong. Kenyataannya adalah sebagai anak Allah kita belum tentu beroleh hikmat. Sebagai anak Allah terkadang kita mencari jalan pintas dan tidak mau menunggu jawaban Tuhan.

Amsal 2:4 jikalau engkau mencarinya seperti mencari perak, dan mengejarnya seperti mengejar harta terpendam. Sama dengan Matius 13:44, "Hal Kerajaan Sorga itu seumpama harta yang terpendam di ladang, yang ditemukan orang, lalu dipendamkannya lagi. Oleh sebab sukacitanya pergilah ia menjual seluruh miliknya lalu membeli ladang itu. Menemukan hikmat adalah dengan segala kerendahan hati datang dan mencari hikmat, meninggalkan dan mencari kepada harta yang terpendam. Apakah dalam keseharian kita menjual harta atau dalam hal ini ego kita untuk mengambil hikmat.

Bertanya tentang masa depan aka nada jawabannya jika kita mempunyai kerendahan hati untuk melepaskan semuanya dan mencari hikmat Allah. mencari hikmat Allah harus dengan belajar firman Tuhan dan mencari apa yang Tuhan mau dalam kehidupan kita. kerendahan hati untuk tunduk dalam firman Tuhan dan kepada Allah. Tunduk kepada Allah memang tidak selalu senang atau mudah, tetapi Allah yang adalah hikmat itu akan memberikan kita penyertaanNya selalu.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie