HIDUP DALAM DIDIKAN TUHAN

Pengkhotbah 10:10-15

Tuhan yang mencipta kita tahu bagaimana mendidik kita dengan tepat. Dan yang menarik adalah cara
Tuhan mendidik kita yaitu melalui perjalanan hidup kita dalam keseharian kita. Di dalam Pengkhotbah
10:10-11 Tuhan memakai “Kapak tumpul” dan “ular” untuk mendidik kita bagaimana hidup bijaksana.
Yang terpenting dari kerja keras adalah bekerja dengan bijaksana, maka dibutuhkan hikmat sebelum
mengawali setiap pekerjaan. Bekerja dengan kapak yang tumpul tentu hanya akan menguras tenaga,
tetapi orang bijak dalam bekerja akan terlebih dahulu mempersiapkan alat pendukung pekerjaan yang akan
memudahkannya dalam pekerjaan. Banyak orang mau sukses dan berhasil dalam setiap apa yang akan
dikerjakannya, namun banyak juga yang tidak mengimbangi semangatnya dengan hikmat, maka jadinya
dia seperti nas ini bekerja dengan kapak yang tumpul.
Dan Tuhan memakai contoh Ular untuk menjelaskan kepada kita seperti pribahasa yang sudah sering kita
dengar “menyesal kemudian tiada arti”. Jika kerbau sudah di curi, apa gunanya mengunci pintu kandang,
apa gunanya kata-kata mantera jika yang dikawatirkan sudah terjadi. Jangan anggap remeh didikan dan
ajaran Tuhan, Dia memberikan firmanNya sebagai pedomandalam hidup kita, supayakitatidak tersandung
dan jatuh. Firman Tuhan bukan kata-kata kosong, tetapi firman Tuhan adalah tuntunan dari Tuhan pencipta
segala sesuatu dalam hidup ini, agar kita dapat menjalani hidup dengan baik. Di Mazmur 119: 105
dikatakan “Firman-Mu itu pelita bagi kakiku dan terang bagi jalanku.”
Kebodohanlah dan bukan hikmat yang mencelakakan hidup kita. Ayat 13-15 Salomo mengungkap
bagaimana si bodoh berkata-kata. Anda pasti pernah mendengar ungkapan ini; “mulutmu harimaumu”,
orang bodoh akan terjerat oleh kata-katanya sendiri. Atau ada juga pribahasa yang mengatakan “senjata
makan tuan”. Ayat ini tentu tidak hanya tentang perkataan yang keluar dari mulut, tetapi kita mau
diingatkan supaya kita mau untuk mengoreksi diri kita tentang apa yang sedang kita perbuat. Jika yang kita
lakukan adalah kebenaran Tuhan maka kita akan menerima kebaikan dari Tuhan, tetapi jika yang kita
lakukan adalah perbuatan dosa, maka kita sedang membuat jerat bagi diri kita sendiri. Maka renungkanlah,
apa yang sedang kita persiapkan bagi masa depan kita? apakah kita sedang mempersiapkan kebaikan
atau jerat bagi diri kita sendiri.
Tuhan mendidik kita supaya cara pikir kita selaras dengan kehendak Tuhan. Cara pikir yang selaras akan
diikuti oleh perkataan bijak dalam kehidupan tiap hari. Orang bijak selalu berbicara dengan pemahaman
bahwa dia tidak tahu apa yang akan datang, sedangkan orang bodoh selalu berbicara terus-menerus,
melipatgandakan kata-katanya, berpura-pura tahu persis apa yang akan datang. Rangkuman dari semua
ini dan bahaya yang ditimbulkan oleh orang bodoh pada dirinya sendiri ada di ayat 15, “Jerih payah orang
bodoh melelahkan orang itu sendiri, karena ia tidak mengetahui jalan ke kota”.
Kita memiliki harapan dan cita-cita yang tinggi, dan kita juga telah bekerja keras untuk mengusahakan agar
cita-cita kita tercapai, tetapi jika kita tidak berhikmat, maka kita sama saja dengan orang bodoh, yang
melakukan usaha yang sia-sia. Seperti yang diumpamakan oleh Tuhan Yesus di Matius 7: 26 “Tetapi setiap
orang yang mendengar perkataan-Ku ini dan tidak melakukannya, ia sama dengan orang yang bodoh,
yang mendirikan rumahnya di atas pasir.” Maka apapun yang menjadi harapan dan cita-cita kita dalam
hidup ini, tidak cukup hanya berharap dengan kata-kata, tidak cukup juga hanya dengan kerja keras, tetapi
lebih dari pada itu semua hendaklah kita menjadi orang yang bijaksana dengan menjadi orang yang selalu
mau untuk dituntun Tuhan dengan firmanNya.
Selamat tahun baru 2022

Penulis: Pdt. Ferdinand Manafe