HUMBLING OURSELVES

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh.3:30)

Ia harus makin besar, tetapi aku harus makin kecil. (Yoh.3:30)

 

Hampir semua orang di dunia ini ingin jadi nomor satu, yang terbaik, terdepan, dan terbesar. Mulai dari bangku sekolah, kuliah sampai kerja, manusia berlomba menjadi nomor satu. Demikian juga di dunia olah raga, bisnis, politik, orang berpacu menjadi yang terdepan. Namun ada satu tokoh dan peristiwa dalam Alkitab yang bagi kita mungkin aneh dan jarang dilakukan oleh orang zaman ini di tengah persaingan  ingin menjadi yang pertama.

 

Tokoh itu bernama Yohanes Pembaptis. Ia adalah anak dari pasangan imam keturunan Harun, yaitu Zakharia dan Elisabet. Awalnya pasangan ini tidak dikaruniai anak, karena Elisabet mandul. Suatu hari malaikat Gabriel menampakkan diri dan memberitahukan bahwa Tuhan akan mengaruniakan anak laki-laki padanya yang akan dinamai Yohanes dan banyak orang akan bersukacita atas kelahirannya. Anak itu akan menyiapkan umat Israel untuk menyambut datangnya Mesias.

 

Menurut kitab-kitab Injil, sesungguhnya dialah yang dimaksudkan nabi Yesaya ketika ia berkata: "Lihatlah, Aku menyuruh utusan-Ku mendahului Engkau, ia akan mempersiapkan jalan bagi-Mu; Ada suara orang yang berseru-seru di padang gurun: Persiapkanlah jalan untuk Tuhan, luruskanlah jalan bagi-Nya. Setiap lembah akan ditimbun dan setiap gunung dan bukit akan menjadi rata, yang berliku-liku akan diluruskan, yang berlekuk-lekuk akan diratakan, dan semua orang akan melihat keselamatan yang dari Tuhan." Yohanes memakai jubah bulu unta dan ikat pinggang kulit, dan makanannya belalang dan madu hutan. Ia berkhotbah dan membaptis banyak orang Israel di sungai Yordan.

 

Yohanes Pembaptis bisa saja mengejar kemashyuran diri  lewat pelayanannya. Namun semua keinginan itu telah dikesampingkan olehnya. Sebaliknya, justru ia rela menjadi semakin kecil, asalkan Tuhan Yesus menjadi semakin besar. Yohanes Pembaptis rela kehilangan popularitas, kehilangan pengikut, kehilangan pujian dan sanjungan. Ini adalah sebuah sikap rendah hati dan pengorbanan diri. Dengan sikap yang demikian, Yohanes Pembaptis tidak pernah sekalipun dalam pelayanannya mencuri kemuliaan Tuhan untuk dirinya sendiri.

 

Apa yang membuat Yohanes Pembaptis bisa sampai pada kesimpulan semacam ini? Jawabannya adalah karena ia mempunyai tujuan yang sangat jelas dalam hidupnya. Ia diutus ke dunia ini untuk mempersiapkan jalan bagi Yesus, sang Mesias. dan segala sesuatu yang dikerjakannya semata-mata untuk kemuliaan Yesus.

 

Mari kita merendahkan hati seperti Yohanes Pembaptis. Tujuan utama hidup kita adalah mengenal Kristus dan bersaksi agar orang lain tahu tentang Kristus (to know Christ and make Him known).

Penulis: Ev. Gunawan Setiadi