Doa Minta Tolong Terhadap Orang Yang Curang

          Pernahkah anda merasa kesepian, merasa tidak ada yang menolong, dalam keadaan banyak orang tetapi tidak ada yang menolong? Inilah keadaan yang dialami oleh Daud, dia merasa kesepian dan merasa tidak ada yang menolong dia. Mazmur 12 ini ditulis saat Daud ada dalam masa pelarian dikejar-kejar oleh Raja Saul, bisa kita lihat di 1 samuel 24: 9-10, “Kemudian bangunlah Daud, ia keluar dari dalam gua itu dan berseru kepada Saul dari belakang, katanya: "Tuanku raja! Saul menoleh ke belakang, lalu Daud berlutut dengan mukanya ke tanah dan sujud menyembah. Lalu berkatalah Daud kepada Saul: "Mengapa engkau mendengarkan perkataan orang-orang yang mengatakan: Sesungguhnya Daud mengikhtiarkan celakamu?”. Teman-teman Daud yang ada dalam lingkaran Raja Saul di dalam istana sekarang memusuhi Daud dan mengatakan hal yang busuk tentang Daud, padahal mereka pernah melihat dan mengenal Daud meskipun Daud hanya seorang pemain kecapi. Inilah yang dirasakan Daud sehingga ia bertanya-tanya kepada Tuhan kenapa terjadi demikian. Ini juga yang pernah dirasakan Yesus, ketika Yesus ditangkap dan semua ini terjadi karena satu murid menjual Dia kepada orang Farisi. Yesus yang ditinggalkan oleh murid-muridnya dan Yesus harus merasakan sendirian menghadapi salib.

          Kembali kepada Daud, Mazmur 12: 3 “Mereka berkata dusta, yang seorang kepada yang lain, mereka berkata dengan bibir yang manis dan hati yang bercabang.” Apakah Daud tidak didengar oleh Tuhan? Saya pernah mendengar satu renungan yang mengatakan bahwa beriman bukanlah sebuah hal yang natural, tetapi ketakutan, kesepian, kesombongan dan juga kecewa itu adalah natural yang terjadi dalam kehidupan kita. Mazmur ini menolong kita untuk mengerti bahwa keluhan-keluhan yang disampaikan oleh beberapa pemazmur adalah sebuah ungkapan yang natural yang disampaikan oleh penulis. Tuhan sangat menghargai orang yang tidak meng-rohanikan segala sesuatu, Tuhan itu menghargai kejujuran orang-orang yang datang kepada Tuhan. Ayub salah satunya yang mengatakan kejujuran kepada Allah karena penderitaan yang dia alami. Daud mengatakan keluhannya kepada Tuhan, “Kalau Tuhan tau, kenapa Tuhan membiarkan mereka?”. Menarik ketika Tuhan membiarkan ini adalah salah satu hukuman dari Tuhan, mereka sudah tidak ditegur lagi tetapi sudah dibiarkan. Bayangkan orang tua kalau masih memberikan terguran itu tandanya masih sayang, tetapi kalau sudah dibiarkan artinya “wes karepmu mau buat apa saja”.  Mengapa neraka mengerikan, karena manusia ditinggalkan dan dibiarkan selama-lamanya. Perasaan yang paling susah di gambarkan adalah perasaan salah dan menyesal, kalau saja kita ikut Tuhan, kalau kita bertobat maka kita akan mendapatkan damai sejahtera. Apakah ini sebuah hukuman atau pendisiplinan Tuhan? Penghukuman itu sudah selesai, diselesaikan oleh Yesus yang sudah menebus dosa kita di atas kayu salib, Yesus merasa ditinggal dan dibiarkan Tuhan pada saat itu. Karena penghukuman sudah beres seharusnya kita ini gak usah iri dengan orang jahat. Mazmur 73 mengatakan bahwa kenapa orang fasik itu baik-baik saja, ini berarti bahwa Tuhan membiarkan mereka dan pada saatnya Tuhan akan menghukum mereka.

          Iman harus kita munculkan dalam diri untuk mengatasi masalah seperti ini. Di awal dikatakan bahwa iman itu bukan natural, yang natural adalah kesepian, kekecewaan dan lain sebagainya. Tetapi iman adalah sebuah hadiah dari pada Tuhan, anugrah dari Tuhan yang diberikan kepada kita. Keselamatan adalah anugrah kasih karunia, iman juga adalah hadiah untuk merangkul keselamatan itu menjadi milik kita orang percaya. Tuhan mengatakan ini kepada Daud “Aku memberi keselamatan kepada orang yang menghauskannya”. (6b) Tetapi ini sebenarnya adalah pengalaman iman dan pengharapan Daud kepada Tuhan. Dia merasakan sendiri betapa Tuhan itu baik dan berjalan bersama dengan Dia. Saya mendengarkan rekan saya yang berkata “Apa yang kita buat untuk Tuhan itu penting, tetapi yang lebih penting adalah hidup berjalan dengan Tuhan”.  Ini adalah sebuah harapan yang muncul dari iman karena ia sudah mengalami sendiri dalam kehidupannya bersama dengan Tuhan. Harapan itu adalah sebuah kepercayaan diri, bukan kepercayaan diri karena kekuatan dari dalam diri. Tetapi kepercayaan diri karena muncul dari pengandalan diri kepada Tuhan sepenuhnya sehingga bisa dipertanggung jawabkan dan tidak akan pernah goyah.  Harapan inipun yang dialami oleh Daud “Janji TUHAN adalah janji yang murni, bagaikan perak yang teruji, tujuh kali dimurnikan dalam dapur peleburan di tanah. Engkau, TUHAN, yang akan menepatinya, Engkau akan menjaga kami senantiasa terhadap angkatan ini.” (7-8) Ada kalimat yang menolong saya bisa menggambarkan harapan yang Tuhan berikan kepada kita dan ini saya dapat ketika saya sedang bergumul dan bertanya tentang tempat tinggal saya di Amerika. kalimat itu adalah “you can rest assured” , yakinlah bahwa kamu akan beristirahat dengan baik di tempat yang baru. Bayangkan jika Tuhan berkata ini kepada kita, maka ini adalah harapan yang amat luar biasa. Keadaan berubah tidak inipun dialami Daud,  semua tidak berubah tetapi yang berubah adalah Daud memiliki harapan dalam dirinya bahwa Tuhan akan berjalan bersama dengan Dia.

 

Penulis: Pdt. Rico Tan