Tuhan Menguduskan Setiap Pribadi di Dalam Keluarga

Berbicara tentang keluarga ada sebuah kutipan yang berkata demikian “Tunjukkan senyum di hadapan orang banyak, tangis di hadapan sahabat, pengorbanan di hadapan keluarga, rasa bersyukur di hadapan Tuhan.” Pengorbanan dihadapan keluarga ini tidak perlu diperlihatkan atau ditunjukan karena secara natural mereka akan mengerti satu sama lain, bagaimana pengorbanan masing-masing di dalam keluarga.

 

Kuduslah kamu bagi-Ku, sebab Aku ini, Tuhan, kudus dan Aku telah memisahkan kamu dari bangsa-bangsa lain, supaya kamu menjadi milik-Ku (Imamat 20:26). Kata “kudus” menunjuk pada inisiatif Allah pencipta langit dan bumi untuk memisahkan satu pribadi dari dunia, walau ia masih tinggal di dalam dunia. Dalam konsep perjanjian lama, Bangsa Israel memang dipisahkan untuk menjadi bangsa yang dikuduskan oleh Allah untuk menjadi alat bagi kemuliaan Allah. Dalam PB adalah berbicara tentang pribadi yang dikuduskan dan pribadi yang dipilih untuk menjadikan pribadi yang lainnya menjadi kudus. Kalau konsep ini dikaitkan dengan kehidupan keluarga ini adalah hal yang indah. Saya adalah satu-satunya yang menjadi Kristen terlebih dahulu dalam keluarga saya dan ini mendorong saya untuk selalu mendoakan mereka. Satu-persatu akhirnya keluarga saya percaya kepada Tuhan, satu-persatu Tuhan memulihkan keluarga saya, bukan semua tetapi pelan-pelan dan ini adalah sebuah proses yang panjang untuk menjadikan keluarga menjadi kudus. Untuk menjadikan keluarga kita kudus itu bukanlah hal yang muda, maka dalam bagian ini ada nesehat yang bisa kita terapkan :

  1. Pesan kepada anak muda

Umur berapa sebaiknya diberikan izin untuk berpacaran? Sebaiknya adalah dimasa-masa mereka sedang kuliah, karena dimasa ini mereka bisa berfikir alasan mereka untuk berpacaran. Anak-anak muda, ketika Tuhan menguduskan pribadi lepas pribadi maka penting bagi kamu harus sungguh-sungguh mendoakan dan menyelidiki pasangan yang akan mendampingi kamu. Apakah mereka mengutamakan Tuhan, terutama untuk masalah ibadah minggu? Bagaimana kalau dia tidak bisa mengutamakan hari minggu untuk Tuhan maka kemungkinan nanti akan ribut pada saat menikah. Kita harus mengetahui bagaimana sikapnya kepada orang tua, karena itu akan terbawa dalam kehidupan berkeluarga. Ketika Tuhan berbicara menguduskan tiap pribadi, maka pikirkanlah sebelum kita mengambil keputusan untuk berumah tangga, karena ada banyak masalah yang akan muncul dalam pernikahan. Sesama Kristen saja banyak masalahnya, bagaimana kalau tidak sama maka akan timbul masalah yang besar. Anak-anak Muda jangan meremehkan restu orang tua, karena orang Tua itu punya alasan yang tidak bisa dijelaskan dalam menilai dan melihat pasanganmu. Jangan menikah karena desakan dan motif yang tidak jelas, tetapi menikahlah karena kamu tahu Tuhan ingin kamu menikah dengan pasanganmu, menikalah karena kamu tahu tujuannya dihadapan Tuhan. Maka itu pililah pasangan yang tepat, ingat bahwa Tuhan menguduskan pribadi satu-persatu.

  1. Pesan kepada Pasangan

Ketika kita membina keluarga ada banyak pergumulan, pasangan yang berbeda keyakinan, pasangan seiman yang kekanak-kanakan, pasangan seiman yang tidak sehat secara emosional, pasangan seiman tetapi sakit mental. Masalah keluarga adalah masalah yang tidak muda, tetapi teruslah berdoa untuk mereka sehingga kamu bisa menjadi alat untuk menguduskan pasanganmu, karena Tuhan satu persatu akan menguduskankan anggota keluargamu. Tetaplah berjalan dengan Kristus, karena Tuhan berjanji menolong untuk memperbarui keluargamu.

  1. Pesan kepada Orang Tua

Sebagai orang tua yang kudus maka kita jangan mendesak anak-anak kita untuk menikah karena engkau tidak nyaman karena kata orang, jangan Juga menikahkan dia karena anakmu tidak cocok denganmu. Jangan juga menikahkan anakmu supaya anakmu berubah sifatnya, karena hanya Tuhan saja yang bisa merubah sifat. Kalau sebagai orang tua kita terburu-buru maka kita akan menjerumuskan mereka kepada kehancuran. Kalau anak-anak kita memutuskan untuk hidup melajang maka kita harus belajar untuk mengerti kebahagiaan menurut versi anak-anak jangan versi kita yang dipaksakan.

 

Tuhan itu menguduskan, memperbarui, menyelamatkan tiap pribadi, maka ketika menerapkan dalam keluarga kita harus memperhatikan satu-persatu keluarga kita. Sehingga mereka tidak menyimpang dan tetap berjalan bersama Tuhan serta menjadikan mereka sebagai pelayanan Tuhan.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie