Doa Melawan Musuh

        Jika saudara dan saya mengalami pergumulan yang berat, bagaimanakah kita berdoa? Mazmur 83 memberikan contoh sebuah doa yang sangat indah. Dalam doa ini pemazmur dengan jujur menyatakan perasaannya, harapannya, keluhannya di hadapan Tuhan. Doa ini lahir dari pergumulan melawan musuh yang begitu banyak, disebutkan ada 10 bangsa yang mengepung mereka. Sepuluh bangsa melambangkan kesusahan yang sempurna. Pemazmur berdoa; “Ya Allah, janganlah Engkau bungkam, janganlah berdiam diri dan janganlah berpangku tangan, ya Allah.” Bagian ini diulang 3 kali, yang berarti menegaskan sesuatu yang sangat penting. Bahwa ditengah pergumulannya yang berat itu dia merasakan ketidakhadiran Allah dan itu sungguh menyesakkan hatinya. Bagian ini dengan jujur mengungkapkan seperti inilah kita manusia. Meskipun oleh iman kita tahu bahwa Allah berdaulat, tetapi kita tetap merasa Allah tinggal diam dalam pergumulan kita, seperti membiarkan kita sendirian. Ketika kita bergumul, jujurlah kepada Tuhan bahwa engkau merasa sendirian, seperti ditinggal Allah. Naikkanlah doa dengan menyatakan dirimu, perasaanmu, pergumulanmu, harapanmu seperti apa adanya. Karena Doa pergumulan melawan musuh atau persoalan hidup apapun itu, haruslah doa yang transparan di hadapan Tuhan.

        Dalam teks Ibrani, Mazmur 83:2 ini diikat dengan 2 kata yang sangat kuat yaitu Elohim dan El. Dibuka dengan seruan Ya Allah, ditutup dengan seruan ya Allah. Kedua kata ini menekankan satu harapan bahwa Allah sendiri yang membebaskan mereka. Pemazmur yakin Allah itu jauh lebih berkuasa dari musuh-musuhNya. Ketika bangsa bangsa itu harus bersusah payah mengumpulkan kekuatan militer terbaik mereka, sementara Allah dalam diam pun dapat mengacaukan segala rencana musuh. Pemazmur mungkin memulai doanya dengan perasaan yang gundah karena Allah tinggal diam. Tetapi pemazmur tetap membawa doanya dengan iman kepada Allah.

        Kalau kita membaca ayat 4 jelas ini bukan persoalan politik yang sepele, tetapi musuh yang dikatakan dalam mazmur ini ingin menghapus seluruh bangsa Israel. Seperti dalam ayat 5b, sehingga nama Israel tidak diingat lagi. Itu berarti tidak ada lagi keturunan bangsa Israel di muka bumi, sehingga tidak ada seorangpun yang mengenang bangsa ini. Tetapi rencana jahat ini bertentangan dengan rencana Allah bagi dunia. Allah memilih secara khusus pribadi Abraham, dan menetapkannya menjadi bangsa yang besar. Dan melalui bangsa ini Allah menyebutkan rancanganNya yaitu untuk memberkati seluruh dunia. Meskipun Israel gagal dalam misi ini, Allah tidak pernah gagal. Allah tetap pada rencanaNya dan Israel tetap merupakan bagian dari rencana Allah. Sehingga menghapuskan memori akan Israel dari dunia ini adalah tindakan melawan Tuhan dan rencanaNya bagi dunia. Ayat 5b berkata, “menentang Engkau, mereka memotong perjanjian.” Sesungguhnya ada perjanjian yang mengikat hubungan Allah dengan umatNya Israel. Perjanjian itu dibuat Allah, membuat jelas apa yang Allah harapkan dari umatNya dan janji berkat yang Allah berikan kepada umatNya. Inilah yang menguatkan pemazmur bahwa Dia tetap Allah yang memelihara janjiNya dan rancanganNya.

        Doa yang diucapkan pemazmur, meminta Tuhan memperlakukan musuh musuhNya seperti Dia telah memperlakukan Sisera, Yabin, Midia, Oreb, Zeeb, Zebah dan Salmuna. Dalam kitab Hakim hakim, semua musuh ini dikalahkan dalam perang, mati dan mayat mayat mereka dibiarkan begitu saja hingga menjadi pupuk bagi tanah. Di satu sisi pemazmur dengan jujur mengungkapkan keinginannya melihat Tuhan melenyapkan semua orang jahat ini. Dalam ayat 9-18 pemazmur sesungguhnya sedang mengingat kemenangan kemenangan besar Israel melawan Midian, Sisera, dan Yabin. Di mana pada masa itu, Israel pernah benar benar tidak berdaya di hadapan musuh. Namun Allah yang membawa kemenangan bagi mereka, bukan keahlian perang, atau kekuatan pasukan Israel. Ia datang dengan doa yang penuh kerinduan bahwa ia dan bangsanya boleh mengalami kembali bahwa Allah yang sama tetap menolong umatNya. Karena itu Doa pergumulan melawan musuh haruslah doa yang rindu menjumpai Tuhan.

 

        Ketika pemazmur berkata biarlah musuh menjadi pupuk bagi tanah, sesungguhnya pemazmur ini sedang memohon agar kekuatan musuh yang terlihat sangat kuat dimata bangsa Israel, menjadi tidak berarti di hadapan Allah. Ungkapan “seperti dedak yang beterbangan” ini mirip dengan Mazmur 1, dimana orang fasik itu digambarkan seperti sekam yang beterbangan. Bagian ini ingin memberikan kita gambaran bahwa musuh Israel itu dihadapan Allah tidak ada apa-apanya atau sia-sia.

        Ay 14-16 pemazmur berdoa agar musuh musuhnya dikejar oleh api, badai, dan angin puting beliung. Pemazmur bukan bermaksud kejam tetapi ia memohon agar Allah menyatakan kuasaNya yang mutlak dan luar biasa itu kepada mereka yang menghalangi rencana Allah. Dalam PL, Api angin dan badai itu melambangkan kehadiran diri Allah. Dia tidak lagi berharap musuhnya binasa melainkan agar musuh musuh Allah itu menjadi ketakutan di hadapan Allah, merasa hina di hadapan Tuhan, dan mencari Tuhan dengan sungguh sungguh. Ia rindu Allah terus menerus menyatakan diri kepada musuhnya melalui berbagai cara sampai mereka mengakui kuasa kedaulatan Allah. Pemazmur mendoakan musuhnya agar mengaku Tuhan dan itu berarti ia ingin musuhnya pun menjadi anak2 Allah yang bergabung dalam komunitas penyembah Tuhan yang benar. Dengan demikian doa pergumulan melawan musuh dalam Mazmur 83 ini juga adalah doa yang meninggikan kehendak Tuhan.

        Bagaimana kita berdoa dalam pergumulan melawan musuh? Berdoa dengan transparan di hadapan Tuhan, apa yang kita rasakan dan gumulkan. kemenangan iman dalam sebuah pergumulan adalah tidak selalu masalahku dan masalahmu dibereskan oleh Tuhan. Tuhan bukan tidak sanggup mengubah sebuah realitas persoalan yang kita hadapi. Namun seringkali Dia memilih membiarkan realitas yang tidak menyenangkan itu tidak berubah. Karena Dia lebih tertarik untuk mengubah dan membentuk hati kita daripada realitas itu.

Penulis: Ls. Sulina