Ratapan Karena Bait Suci Rusak

          Bagaimana kita memahami kitab suci??? Ada banyak pemahaman dan penafsiran tentang kitab suci. Mazmur merupakan bagian dalam alkitab yang berbentuk sastra yang mempunyai maksud dan tujuan yang berbeda dengan kitab yang lain yang tidak bisa diartikan secara literal. Mazmur memiliki 3 maksud dala penulisannya, 1. Penuntun ibadah, 2. Rontgen jiwa, Semua terbuka dihadapan Tuhan dan datang dengan cara yang benar, 3. Menulis jurnal, sebuah ungkapan hati yang dituliskan.

Mazmur 74, memperlihatakan bagaimana Yehuda yang adalah bagian dari Israel menyembah kepada berhala. Penyembanan berhala ini dikarenakan ketidak taatan orang-orang Yehuda kepada Tuhan, sehingga mereka merasakan pendisiplinan dari Tuhan, yaitu hancurnya bait suci yang mereka bangun dengan baik dan dengan segala kemegahannya. Mereka berteriak kepada Tuhan mengapa ya Tuhan Engkau buang kami sampai saat ini, ini adalah akibat dari penyembahan berhala selama ratusan Tahun. Kadang kita ini sama seperti orang-orang Israel, mengapa doaku tidak Engkau jawab ya Tuhan?, mengapa aku harus mengalami ini?, mengapa?. Hal demikian bisa kita lihat juga dari dua nabi, 1. Daniel, nabi Tuhan yang sangat beruntung karena Tuhan melepaskan dia dari keberingasan singa dan mempertahankan kedudukannya sampai 4 generasi Raja. 2. Yeremia, pelayanan yang gagal, dikirim ke tempat yang tidak enak bahkan disingkirkan. Mana yang lebih baik?, mana yang lebih di perhatikan?. Ketika melihat ini kita merasa bahwa Tuhan itu sangat susah dipahami dan ini adalah kenyataan yang benar.

          Dari mazmur 74 yang adalah ratapan dari Bait Suci kita melihat bahwa ini terjadi karena kemarahan Tuhan kepada Israel karena mereka tidak lagi menghargai Allah dengan menyembah kepada berhala. Justru dari bagian ini kita belajar ungkapan kasih, kasih yang berbeda dari perspektif Tuhan. Kasih itu harus dipahami dengan berbeda karena didalam kasih ada sebuah murka dan kemarahan Allah. Karena Allah punya batas tolerasi yang tidak bisa dilanggar, murka Allah itu untuk kebaikan kita jadi jangan membuat Allah murka dan menyepelehkan Tuhan. (kita harus memahami dan menghormati Allah, karena memang ada jarak yang jauh berbeda antara kita dengan Tuhan). Tuhan memang memberikan kasih dan mengampuni kita, tetapi jangan kita kurang ajar sehingga kita menyepelehkan Tuhan.

          Masalah ini karena kerusakan moral yang diturunkan dari orang-orang Israel. Moral itu adalah hal yang serius, karena kalau jelek maka moral keturunan akan menjadi jelek seperti orang-orang Israel pada waktu itu. Karena ketika kita menanam moral yang baik nantinya kita akan melihat juga keturunan yang baik tetapi juga sebaliknya jika kita menanam yang jelek maka hasilnya juga jelek. Karena dosa itu seperti hamil memang tidak terlihat di bulan pertama tetapi lama kelamaan semuanya akan terlihat karena semakin besar. Ingat dengan baik bahwa Tuhan bisa mengampuni setiap dosa kita, tetapi Tuhan juga menilai dan adalah hakim yang adil. Kita harusnya malu kepada Yesus kalau kita ini masih terus melakukan Dosa dalam kehidupan kita, maka kita harus menjaga diri kita untuk tidak melakukan dosa.

          Bangsa Israel jatuh kepada penyembahan berhala pada saat itu, sekarang memang tidak ada berhala seperti dahulu, tetapi ada berhala lain yang harus kita hindari.

  1. Ego, kita ini sering mengharagai diri secara lebih besar dari apapun, termasuk kepada Tuhan. karna kita pintar dan pekerja keras kita lebih menghargai diri kita dan lupa kepada Tuhan yang memberikan kepintaran tersebut. Jangan dan hindarilah ego yang tinggi karena ini bisa menghancukan kita. Semakin kita pintar dan sukses harusnya kita ingat kepada Tuhan yang sudah memberikan kepada kita.
  2. Kesombongan, kita juga harus menghidari kesombingan, karena kesombongan akan menghancurkan kita. Menghancurkan kita dari sisi tidak bisa menghargai orang lain dan juga mungkin Tuhan dalam kehidupan kita, yang ada hanya sikap menyepelehkan. Ini juga harus kita hindari
  3. Mata duitan, jangan cinta kepada uang, karena ini adalah sebuah bibit dari dosa yang besar. Maka itu kuasailah uang jangan uang yang mengasai kita.
Penulis: Ev. Liem Ka Hok