Worship in Crisis (Mazmur 13)

Mudah ketika kita memuji Tuhan ketika matahari terbit dan keadaan semua baik, tetapi bagaimana kalau keadaannya berbada semua tidak sama, matahari tidak bersinar, kehidupan menjadi suram dan tidak ada lagi kebahagiaan, apakah kita tetap memilih memuji Tuhan? Keadaan yang semakin sulit mungkin akan membawa kita kepada keadaan yang putus asa dan kehilangan sukacita. Daud adalah salah satu yang mengalami masalah dan keadaan yang sulit yang mungkin akan membuatnya kehilangan sukacitanya. Peristiwa itu dimulai ketika Daud masih remaja, dia dilupakan oleh ayahnya ketika Samuel hendak mengurapi salah satu anak dari Isai untuk menjadi raja atas Israel menggantikan Saul. Daud pada saat itu sedang menggembalakan domba. Daud setelah menikah, dia sangat dibenci oleh Saul mertuanya, yang menjadikan kehidupan Daud tidak menjadi tenang tetapi menjadi kelam. Setelah menjadi raja menggantikan Saul, Ia harus menghadapi pemberontakan dari anaknya sendiri.

            Kehidupan Daud yang mengalami masalah dan kehilangan sukacaita terlihat di Mazmur 13 ayat 1-2, dimana Daud mempertanyakan kepada Allah, berapa lama lagi dan bagian ini diulang sampai 4 kali, yang memperlihatkan bahwa Daud sedang dalam keadaan yang tidak baik dan dalam masalah. Mari kita melihat keadaan Daud:

  1. Daud fokus kepada Allah yang meninggalkan dia.

Berapa lama lagi, TUHAN, Kau lupakan aku terus-menerus? (ayat 1). Daud dalam bagian ini merasa bahwa Tuhan pergi meninggalkan dan melupakan dia, karena merasa bahwa Tuhan melupakan Daud, maka Daud pun merasa Tuhan meninggalkan dia.

  1. Daud Fokus kepada berkat Allah yang tidak ada lagi.

Tuhan sepertinya memberikan berkat dan juga damai sejahtera semuanya adalah janji Tuhan tetapi dimana? Berapa lama lagi Kausembunyikan wajah-Mu terhadap aku? (ayat 1)

  1. Daud fokus kepada kepedihan yang tiada berakhir.

Berapa lama lagi aku harus menaruh kekuatiran dalam diriku, dan bersedih hati sepanjang hari? (ayat 2). Daud merasa kehidupannya seperti tidak ada harapan maka ia menunggu dan tidak mendapatkannya malahan ia mendapati dirinya sedang depresi dan merasakan lelah yang begitu mendalam.

  1. Daud melihat musuhnya sudah menang.

Berapa lama lagi musuhku meninggikan diri atasku? (Ayat 2). Mungkin Daud merasa sendiri dan gentar melihat semua musuhnya menang dan mengejar-mengejar dia.

            Bagian awal ini di isi dengan keluhan Daud yang luar biasa menyakitkan bagi dirinya. Kalau Daud ada sekarang mungkin kita akan menghakimi Daud karena Daud mengeluh dan mempertanyakan dimana Allah? Allah ternyata memberikan kesempatan kepada Daud untuk memenuhi kehidupannya dengan kemurahan kasihNya. Ketika Allah mepengaruhi kehidupannya kembali yang ada dalam dirinya berubah, Daud menjadi orang yang bersyukur dan berpindah kepada Allah. Apa yang membuat semua ini terjadi?

  1. Daud Focus pada kebenaran Allah. (3-4)

Setan terkadang merubah fokus kita kepada masalah yang akhirnya membuat kita menjadi lelah dan gampang berputus asa, tetapi ketika kita paham akan kebenaran Allah yang luar biasa mengubahkan kita maka kita akan melihat selalu harapan muncul dalam kehidupan kita. Daud percaya kepada Tuhan karena IA yang memegang control atas semua hidupnya. Bukan hanya itu ia percaya bahwa Tuhan ada disampingnya dan berjalan bersama dengan dia.

  1. Daud Percaya kepada Allah.

“supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah.” (5)

Daud percaya dan mengingat dengan jelas bagaimana Allah melindunginya selama perjalanan kehidupannya inilah yang akhirnya membuat dia punya kekuatan dan yakin bahwa kuasa Tuhan akan membuat dia kuat dan bisa menjalani kehidupan ini dengan baik. Sehingga muncullah keyakinan yang kuat dalam kehidupannya.

  1. Daud memuji Nama Tuhan.

supaya musuhku jangan berkata: "Aku telah mengalahkan dia," dan lawan-lawanku bersorak-sorak, apabila aku goyah. Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu. Aku mau menyanyi untuk TUHAN, karena Ia telah berbuat baik kepadaku.

Musuh-musuhnya masih dan akan makin kuat tapi apa yang berbeda ialah iman dari Daud, kepercayaannya merubah sehingga bisa melihat hidup yang penuh dengan harapan ditengah badai yang menyerang.

Bagaimana dengan kita, masalah dan badai mungkin akan menyerang kita, apakah kita masih terus berfokus masalah itu atau kepada Tuhan? Belajarlah dari Daud yang menjaga dirinya untuk percaya kepada Tuhan sehingga ia menikmati kebaikan Tuhan yang merubah kehidupannya yang penuh kekelaman menjadi hidup dengan kepastian dan penuh harapan. Maka dalam masa kelam ingat akan firman Tuhan yang sudah Allah berikan kepada kita untuk mengajari kita dan membuat kita peka akan suara Tuhan.

Penulis: DR. Myrleene Grace Yap