Pembaruan Perjanjian

          Alkitab dibagi dalam perjanjian lama dan perjanjian baru, tetapi apakah sebagai orang kristen kita tidak pernah bertanya, kenapa dibagi dengan nama perjanjian? Kenapa tidak dengan istilah lain? 2 Kitab ini ingin menunjukkan bahwa perjanjian adalah hal yang penting dan harus dihargai. Apa yang Tuhan harapkan dari kita sebagai umat perjanjian? Kita mau belajar dari pembaruan perjanjian yang Yosua lakukan yang relevan bagi kehidupan kita sekarang.

 

          Cerita ini jelas bahwa Yosua ingin mengikat lagi perjanjian dengan Tuhan, seperti Musa pemimpin sebelumnya. Dari bagian ini kita mau belajar berapa sifat dari Allah sang pembuat perjanjian tersebut;

  1. Perjanjian selalu dimulai dari Allah

Yosua 24:2, “Berkatalah Yosua kepada seluruh bangsa itu: "Beginilah firman TUHAN, Allah Israel: Dahulu kala di seberang sungai Efrat, di situlah diam nenek moyangmu, yakni Terah, ayah Abraham dan ayah Nahor, dan mereka beribadah kepada allah lain.”

 

          Yosua ingin memberikam penjelasan kepada kita bahwa Allah yang memulai semua perjanjian dan mengikat perjanjian mulai dari Abraham sampai Allah sendiri merelakan anakNya Yesus untuk kita. semua itu dilakukan karena Allah yang memulai untuk membuat perjanjian, bukan kita.

 

  1. Allah menjaga perjanjian

Yosua 24:8, “Aku membawa kamu ke negeri orang Amori yang diam di seberang sungai Yordan, dan ketika mereka berperang melawan kamu, mereka Kuserahkan ke dalam tanganmu, sehingga kamu menduduki negerinya, sedang mereka Kupunahkan dari depan kamu.”

 

          Kata Perjanjian berarti Kheset (at all cost), Tuhan Allah pasti melunaskan dan membayar perjanjiannya kepada kita dengan tanpa hutang. Melihat ini teringat akan sebuah pelangi, pelangi itu seperti busur yang melengkung mengarah keatas, apa artinya dan apa pentingnya untuk kita? Busur itu mengarah keatas kepada Allah, yang berarti itu mengancam Allah untuk selalu menepati janjinya. Ini adalah sebuah komitmen dari Tuhan bahwa dia pasti menjaga janjinya dan tidak akan pernah berbuat lagi menurunkan air bah. Kenapa busur itu tidak mengarah kepada manusia, karena Tuhan tau betapa kita ini sering kali lupa akan janjinya, sehingga Allah yang menjaga diriNya untuk selalu menepati janjinya. Manusia sering lupa, lalu apa yang dilakukan adalah menyalahkan Allah untuk selalu menepati janjinya. Apakah ketika Allah mengizinkan hal yang sulit terjadi kepada kita atau hal yang lain terjadi kepada kita, apakah kita masih berani mengeluh dan protes kepada Tuhan yang tidak pernah lupa dan selalu menepati janjiNya?

 

  1. Perjanjian selalu 2 pihak.

Yosua 24:14, “Oleh sebab itu, takutlah akan TUHAN dan beribadahlah kepada-Nya dengan tulus ikhlas dan setia. Jauhkanlah allah yang kepadanya nenek moyangmu telah beribadah di seberang sungai Efrat dan di Mesir, dan beribadahlah kepada TUHAN.”

 

          Iman tidak bisa kita paksakan, kita diberikan pilihan dan apakah kita dengan yakin bisa dengan tegap menjawab seperti Yosua. Karena Allah sudah membayar dengan lunas janjinya kepada kita, maka harusnya kita setia kepada Allah yang memegang perjanjiannya. Yang harusnya menjadi pertanyaan dalam kehidupan kita adalah seperti orang yang pernah saya kunjungi “Kalau saya meninggalkan Tuhan, lalu saya harus percaya kepada siapa?” orang yang bisa menjawab demikian adalah orang yang sadar dan setia kepada Allah karena is telah membuktikkan dan memegang perjanjian sehingga ini membuat kita berhenti bertanya, mengapa Tuhan? Kenapa Tuhan harus begini? Karena kita tau Allah memilihara dan memegang perjanjian secara mati-matian dan setia.

Penulis: Pdt. Henry Ongkowidjojo