Ketika Kita Takut

“Waktu aku takut, aku ini percaya kepada-Mu” (Mazmur 56:4)

 

John Calvin, salah satu tokoh Reformasi Gereja,  menyebut kitab Mazmur : “anatomi dari jiwa manusia”. Apapun perasaan yang sedang kita alami, emosi apapun yang sedang kita rasakan, baik itu senang, sukacita, bahagia atau takut, sedih, mengeluh, meratap, dukacita, semuanya digambarkan dengan jelas di kitab Mazmur. Setiap manusia pada umumnya pernah mengalami rasa takut, baik dalam skala kecil atau besar. Mazmur 56 mengajarkan beberapa prinsip kebenaran untuk mengatasi ketakutan, tiga diantaranya adalah sebagai berikut :

 

  1. Curahkan isi hati kita kepada Tuhan (ayat 2-3, 6-8)

Mazmur menurut jenis sastranya ada 5 (lima), yaitu :  mazmur pujian, ratapan/keluhan, ucapan syukur, hikmat dan mazmur Raja/Mesias. Mazmur 56 ini dikelompokkan sebagai Mazmur Ratapan/Keluhan. Mazmur Ratapan/Keluhan berisikan tangisan dalam kesedihan yang diungkapkan  kepada Allah. Segala persoalan, keluhan, kesedihan dan ratapan boleh kita sampaikan pada Tuhan. Karena Tuhan maha mendengar, maha hadir dan Tuhan peduli akan setiap persoalan yang kita alami. Jiwa kita akan merasa lega setelah mencurahkan persoalan kita pada Tuhan.

 

  1. Percayalah pada Tuhan (ayat 4-5)

Apa arti “takut”? Emosi yang tidak menyenangkan; perasaan negatif tentang sesuatu atau seseorang yang akan mencelakakan atau membahayakan kita.  Mazmur 56  mempunyai latar belakang kisah Daud di 1 Samuel 21:10-15.  Seperti peribahasa keluar dari mulut buaya, masuk ke mulut singa, demikianlah keadaan Daud. Ia dalam keadaan bahaya karena dikejar-kejar Raja Saul yang ingin membunuhnya, maka larilah Daud. Ternyata ia sampai ke Gat, kota orang Filistin. Disana ia dikenali oleh para pembesar Filistin dan dibawa ke hadapan Akhis, raja Gat. Demi menyelamatkan nyawanya, Daud berseru kepada Tuhan dan ia mendapat siasat untuk berpura-pura menjadi orang gila. Maka atas pertolongan Tuhan, Daud lolos dari ancaman maut.

 

Di ayat 4 dikatakan bahwa ketika Daud takut, ia percaya kepada Tuhan. Kata “percaya” dalam bahasa Ibrani adalah “batakh”. Artinya : Daud percaya kepada Tuhan bukan hanya secara teori pengetahuan saja, tapi mencakup penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan. Dari ayat ini kita tahu bahwa keamanan kita terletak bukan pada tidak adanya bahaya, tapi terletak pada kehadiran Tuhan. Meskipun ada bahaya mengancam kita, jika ada Tuhan bersama kita tidak usah takut. Hidup kita tidak bisa terhindar dari rasa takut, namun iman kepada Tuhan akan mengatasi rasa takut.

 

  1. Tuhan Mengerti Kita (ayat 9)

Ada tradisi di Timur Tengah yang dari jaman PL hingga saat ini masih dipertahankan, yaitu budaya menangisi mereka yang meninggal, lalu menampung air mata di kirbat (botol kecil).  Disebutkan di ayat 9, bahwa Tuhan menampung air mata Daud di kirbat-Nya dan mencatat di kitab-Nya.  Ini menggambarkan suatu relasi yang dekat, dimana Daud mengenal Tuhan bukan sekedar teori saja, tapi relasi yang mendalam. Dalam penderitaan dan kesedihan kita, Tuhan hadir dan menolong. Tuhan akan membantu menyelesaikan permasalahan kita, karena Dia lebih mengerti kita daripada siapapun. Tuhanlah sumber penghiburan dan pertolongan bagi umat-Nya.

Penulis: Ev. Gunawan Setiadi