Don’t Grieve The Holy Spirit

        Manusia tidak pernah kebal dengan kesedihan, benci dan mengalami sakit hati yang membekas dalam hati. Jika kesedihan, benci dan sakit hati kita pelihara dalam kehidupan kita itu akan mematikan Roh Kudus yang diberikan Tuhan dalam diri kita. Kenyataannya adalah beberapa orang Kristen memilih untuk menyimpan kesedihan, kebencian dan sakit hati dalam hatinya, ini menyebabkan apa yang mereka bicarakan menjadi sangat tajam seperti silet. Tidak ada damai dan sukacita dalam hatinya maka dalam bagian ini Rasul Paulus menasehatkan kepada kita untuk mengalami hidup baru yang dekat dengan Tuhan, karena manusia baru itu masih ada di tubuh yang berdosa, dengan kenyataan ini kita berarti kita juga masih hidup dalam lingkungan yang berdosa atau bisa dikatakan seperti domba yang hidup di tengah serigala. Serigala itu mengumandangkan rasa sedih, benci dan juga sakit hati sehingga kita manusia yang baru ini masih punya potensi menjadi serigala. Yang kita harus lakukan adalah hidup dekan Tuhan dan tidak mendukakan Roh Kudus yang Yesus sudah berikan ketika kita beriman kepada Yesus. Kita manusia yang diselamatkan mempunyai hubungan yang erat dengan Allah, karena Allah menganggap kita sebagai mempelai perempuan sehingga Dia akan memegang kita dengan kuat dan tidak akan dilepaskan, jaminan itu diperlihatkan melalui pengorbanan Yesus. Bukan hanya sebagai mempelai perempuan tetapi juga hubungan seperti Bapa dan anak, dengan ikatan yang begitu kuat ini maka kita harus menjaga Roh Kudus yang menolong kita dalam menginsafkan hati kita. Bagaimana kita tidak mendukakan Roh kudus?

  1. Tidak Bodoh.

Tidak Bodoh dalam bagian ini berbicara tentang tidak menyerahkan diri kita kepada nafsu (Tidak dimabukan oleh anggur yang membuat kita tidak malu). Daud pernah jatuh kepada kebodohan atau menyerahkan diri kepada nafsu, ketika dia mencintai Betsyebah. Daud tidak peduli bahwa dia adalah seorang Raja bahkan dia tidak peduli kepada Tuhan sehingga ia menyuruh untuk menyingkirkan suami dari Betseyebah. Daud tidak malu untuk melakukannya karena dia jatuh dalam kebodohan. Kalau kita hidup dalam kebodohan atau menyerahkan diri kepada nafsu yang terjadi adalah kita menjadi orang lain yang tidak punya malu dan tidak mempedulikan Tuhan.

  1. Mengampuni.

Mengampuni berarti tidak menyimpan kebencian, kekecewaan dan sakit hati, tetapi melepaskannya. Mengampuni itu bukan bagaimana kita mengatakan aku mengampuni tetapi lebih dari pada itu yaitu nampak dalam sikap kita kepada orang yang telah melakukan sakit hati kepada kita. Efesus 5:18, Dan janganlah kamu mabuk oleh anggur, karena anggur menimbulkan hawa nafsu, tetapi hendaklah kamu penuh dengan Roh. Firman Tuhan mengatakan bahwa kita butuh Roh Kudus karena Dia yang akan memampukan kita untuk mengampuni. Kristus Naik ke kayu salib untuk menanggung murka Allah dan itu untuk kita, sehingga ketika percaya kepada Yesus maka Yesus ada didalam kita. Dengan apa yang dilakan Yesus ini masakan kita masih punya alasan untuk tidak melepaskan kebencian, kekecewaan dan juga rasa sakit hati.

 

        Kalau kita memilih untuk membuat Roh Kudus padam, maka yang terjadi kita akan terpuruk dalam perubahan hidup yang tidak baik. Tuhan mau untuk kita memelihara Roh Kudus san tidak memadamkanNya. Biarkanlah Roh Kudus hidup hidup dalam kehidupan kita sehingga Tuhan dengan leluasa memelihara kita.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie