Atasi cemas dengan Doa yang benar

            Cara agar Doa kita 100 % dijawab Tuhan, Kita berdoa kepada Allah Bapa, Putra dan Roh Kudus? mendengar slogan atau judul diatas pasti membuat kita tertarik untuk menggali atau mengikuti seminar tersebut jika judul ini yang dipakai. Ada 2 esktrem yang terjadi dalam menanggapi judul diatas yaitu banyak yang menjadi tertarik dan ingin mendengarnya, tetapi juga ada orang-orang yang mempertanyakan dengan kristis apakah ini adalah hal yang benar?

            Daniel mengalami sebuah kondisi dimana dia bergumul kepada Tuhan, dia berdoa dengan serius (menggunakan jubah kabung dan juga abu di kepalanya) dan Daniel ingin sekali dijawab oleh Tuhan. Daniel dan kawan-kawan diangkut ke babel pada 605 Sebelum masehi. Kira-kira 3 kali Tuhan mengirim Israel ke Babel dan disana mereka menjadi tawanan.  Pada saat ditawan pertama kali ia berumur 16 tahun dan sekarang waktu menaikkan doa ia berumur 80 tahun. Dalam usia yang lanjut, Daniel melihat gulungan kitab nabi Yeremia. Daniel melihat bahwa bangsa Israel akan tinggal di Babel 70 tahun dan setelah itu mereka akan kembali ke kampung halaman mereka. Kenyataan yang terjadi adalah waktu yang ditulis oleh Yeremia akan terjadi sebentar lagi, tetapi tidak ada sama sekali persiapan atau tanda-tanda untuk mereka akan pulang. Mungkin saja 70 tahun yang Yeremia tulis hanya sebuah simbol. Ini semua menimbulakn sebuah kecemasan dan juga kegelisahan dalam diri Daniel. Kita juga bisa seperti Daniel merasa sangat cemasa dan gelisah karena sebuah ketidakpastian yang ada.

            Doa yang benar yang disampaikan kepada Tuhan bukan hanya doa-doa atau kata-kata tetapi juga sikap kita kepada Allah, sebuah sikap penyerahan diri kepada Tuhan. Daniel melakukan semua itu sehingga membuat hatinya tenang sehingga tidak muncul seperti doa hanya paksaan atau mengambil alih doa dan menjadi tuhan kecil. Kita harus berdoa dengan demikian “demi Tuhan sendiri”, “berdasarkan kasih sayang-Mu yang berlimpah-limpah”, “oleh karena Engkau sendiri”. Dengan Doa yang demikian bebarti kita berdoa seperti pemazmur, Mazmur 143:11 “Hidupkanlah aku oleh karena nama-Mu, ya TUHAN, keluarkanlah jiwaku dari dalam kesesakan demi keadilan-Mu. Sama juga seperti Doa Yesus ajarkan, “… datanglah kerajaanMu, jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di sorga”. Teologi Doa adalah semua karena Tuhan, semua karena kehendakNya. Dalam berdoa, kita harus bisa meletakkan iman kita pada posisi yang benar dihadapan Tuhan yang telah mengaruniakan iman kepada kita, bukan menciptakan iman yang baru! Terkadang orang Kristen merebut kendali dalam berdoa yang sebenarnya adalah kendali Tuhan. Kadang Orang Kristen menjadikan Doa sebagai afirmasi dirinya bahwa semua akan Tuhan berikan, sehingga akhirnya seperti kata-kata memaksa Tuhan atau menjadikan diri sebagai pengambil alih Tuhan. Doa yang merebut kendali Tuhan itu berdampak dalam diri, kita bisa menjadi sombong dan seakan-akan mengatur Tuhan. Doa itu harusnya menyangkal diri, semangat memikul salib, biarlah kehendak Tuhan yang terjadi. Bagian kita dalam berdoa, kita harus bisa meletakkan iman kita pada posisi yang benar dihadapan Tuhan yang telah mengaruniakan iman kepada kita, bukan menciptakan iman yang baru!

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie