Menyesal atau Bertobat

Apakah kita pernah merasakan perasaan lelah karena kita mengulang sebuah kesalahan atau perbuatan jahat? Atau perasaan lelah itu muncul karena melihat orang lain yang sudah ditegur untuk kesalahan yang sama berkali-kali tetapi masih melakukannya??

Inilah yang mungkin dirasakan oleh Yohanes pembabtis ketika, dia sedang memperingatkan umat Israel waktu itu. Yohanes memberitakan untuk “Bertobat, karena kerajaan surge sudah dekat”, Kata yang dipakai dalam matius 3:2, tentang bertobat adalah “metanoeo” artinya “berbalik” atau “perubahan pikiran”. Jadi bukan hanya perubahan perilaku tetapi juga perubahan pola pikir  sehingga bisa memperlihatkan sebuah perubahan yang nyata. Dalam perjanjian lama pertobatan ada dua arti; Pertama, adalah perubahan tingkah laku. Orang Israel dalam perjanjian lama ditegur untuk bisa berubah tingkah laku merekah sesuai dengan hukum taurat yang sering disebut sebagai perubahan moral. Kedua, perubahan untuk tidak menyembah kepada Allah lain (Sinkritisme). Orang-orang Israel diingatkan untuk selalu menyebah kepada Allah di kemah suci atau bait Allah dan berpengharapan hanya kepadaNya bukan kepada allah-allah lain. Bertobat dalam perjanjian baru berarti keputusan untuk berbalik dari dosa, kemudian datang kepada Kristus untuk menerima Kristus, bukan hanya sebagai Juruselamat dari hukuman dosa, tetapi juga sebagai Tuhan atas kehidupan kita. Orang yang bertobat penguasa hidupnya adalah Tuhan Yesus dan bukan yang lain. Pertobatan adalah pergantian penguasa -- dari kekuasaan Iblis (Efesus2:2) kepada kekuasaan Kristus dan Firman-Nya (Kis.26:18). Pertobatan merupakan keputusan sukarela orang berdosa, yang disebabkan oleh kasih karunia Tuhan, yang memberi kemampuan kepada mereka untuk bertobat, ketika mereka mendengar dan percaya kepada Injil (Kis.11:21).  Dengan demikian kita bisa menyadari bahwa pertobatan adalah anugrah buah dari kasih karunia.

Pertanyaannya adalah berapa kali kita harus bertobat? Pertobatan yang pertama kali adalah perjumpaan kita dengan Kristus sehingga kita punya pengharapan atas dosa. Namun tubuh kita ini bisa berdosa karena memang naturnya dosa. Paulus saja masih bergumul untuk ini Roma 7:19 Sebab bukan apa yang aku kehendaki, yaitu yang baik, yang aku perbuat, melainkan apa yang tidak aku kehendaki, yaitu yang jahat, yang aku perbuat. Pertobatan terjadi beberapa kali atas kelakuan dosa, hati yang serong. Berapa kali bereti kita harus bertobat bisa beberapa kali karena kita masih bisa berdosa. Bertobat tidak mengubah kita jadi malaikat, tetapi menjadi orang yang rindu untuk menjadi serupa Kristus; rindu menyenangkan Tuhan daripada diri sendiri. Lalu bagaimana melihat orang Kristen mengulang perbuatan jahat yang sama setiap waktu?? 1. Belum mengalami perjumpaan awal dengan Kristus (Kristen saja dari lahir). 2 Sudah menerima Kristus tetapi tidak mempunyai komitmen untuk memberikan diri dipimpin oleh Roh Kudus untuk mentaati Firman Tuhan. 3. Seorang Kristen yang tidak mau untuk melakukan displin rohani sehingga tidak ada kebiasaan baik yang muncul untuk merubah yang buruk.  Sebuah buku dari Richard J foster dengan judul tertib Rohani mengajarkan kita untuk menghidupi disiplin rohani. BAGIAN I. DISIPLIN BATINIAH Yang berisi 1. Disiplin Bermeditasi 2. Disiplin Doa 3. Disiplin Berpuasa 4. Disiplin Belajar. BAGIAN II. DISIPLIN-DISIPLIN YANG TERWUJUD
DALAM CARA HIDUP
, 1. Disiplin Ketulusan Hati dan Kesederhanaan, 2. Disiplin Kesendirian, 3. Disiplin Ketundukkan, 4. Disiplin Pelayanan.

Orang Kristen yang tidak mau dipimpin oleh Roh Kudus untuk melakukan disiplin rohani maka menajdikan oang itu tidak kuat yang muncul adalah sebuah kemunafikan dan sebuah kedok kepalsuan. Otot-otot rohani kita harus tetapi dilatih sehingga kita pekah dengan suara Tuhan. Jangan mengaharapkan lebih jika kita tidak mau membayar lebih untuk displin Bersama dengan Tuhan.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie