Bermegahlah Karena…

Galatia 6:1-10

“Kita diciptakan sebagai mahluk sosial”, itu bebrarti bahwa kita tidak bisa hidup tanpa orang lain dan memiliki kemampuan untuk berbuat baik. Allah mau kita berbuat baik bukan hanya karena kita sebagai mahluk sosial tetapi sebagai anak Allah. Ada orang yang berbuat baik secara sukarela tetapi akhirnya berhenti karena merasa kelelahan, ada pula orang yang berbuat baik karena haus akan pujian dan ada yang berbuat baik karena ingin masuk surga. Harusnya kita berbuat baik sebagai anak Allah.

Paulus berjuang untuk mengajarkan bahwa keselamatan Yesus menyempurnakan perbuatan baik yang kita lakukan. Perbuatan baik kita lakukan sebagai bukti cinta kita kepada Allah bukan karena kita lepas dari dosa. Tuhan itu menilai perbuatan baik kita, ukurannya adalah apakah kita sedang mempermainkan Allah? apa itu mempermainkan Allah? Menganggap, bahwa Allah itu bodoh, tidak bisa menghitung perbuatan baik yang telah kita lakukan dan menganggap bahwa Tuhan itu mudah ditipu. dari pernyataan di atas kita tahu kenapa harus dinilai, karena kita harus membuktikan cinta kepada Tuhan dengan kebaikan. Masalah kita adalah bukan soal kita tidak melakukan perbuatan baik, tetapi seringkali menganggap Tuhan bodoh, Tuhan tidak tahu, Tuhan cuma diam kok, kalau kita sedikit berbuat baik. Kalau ukurannya hanya untuk masuk surga, maka Tuhan itu tidak adil sebab kita diberikan masing-masing perbendaan. Masalah terbesar kita yang lain– godaan terbesar kita yang lain dalam soal berbuat baik adalah bukan kita tidak tahu apa itu berbuat baik atau juga bukan kita tidak pernah berbuat baik, masalahnya adalah kita jadikan diri sendiri sebagai tolak ukurnya dan orang lain sebagai pembandingnya!

Kita butuh kasih karunia Tuhan sehingga iamn kita muncul dalam kehidupan kita. Pengorbanan Kristuslah yang harus kita pakai sebagai pembanding dari perbuatan baik yang kita lakukan, sehingga kita akan merasa tidak pernah cukup berbuat baik. Mengapa penting agar tidak terjadi kesalahan pada investasi yang bernilai kekal. Perbuatan baik kita harus terus dilakukan dengan melihat Tuhan; Tuhan memberi berapa kepada kita – bukan melihat orang lain memberi berapa dan melakukan apa, sebab kita tidak pernah tahu ia telah menerima berapa dari Tuhan.

Kita masing-masing memiliki tanggungan sendiri dalam berbuat baik sesuai dengan apa yang Tuhan berikan dan kehendaki. Jadi apa yang kita tabur itu juga yang akan kita tuai. Sebagaimana video tadi memperlihatkan bagaimana seorang yang baik dengan sukarela berbuat baik dan mendapatkan balasannya ketika dia mengalami sakit parah. Anak sang orang baik ini justru gelisah karena perbuatan baik yang dilakukan ayahnya. Kita semua harus berbuat baik dengan tulus sebagai anak-anak Allah karena janji Tuhan kepada kita, Matius 5:7
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbuat baik dengan memandang Kristus, mungkikah tidak dapat berkat? Bermegalah karena Kristus, sehingga kita tahu berbuat baik sebagai anak Allah, sehingga kita tahu kita masing-masing punya takaran dan tidak saling membandingkan perbuatan baik, kebal terhadap kritik dan juga pujian, menuai yang baik. Kalau kita mempraktekkan ini kita tidak akan iri dan dengki. Mari kita memandang Yesus dalam berbuat baik sehingga kita tau kita bukan hanya bebrbuat baik karena mahluk sosial tetapi sebagai anak Allah sehingga kita tidak mempermainkan Allah. Tuhan dimuliakan lewat perbuatan baik kita dan orang lain merasa diberkati.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie