Lebih Mulia

Filipi 3:7-14

Lebih Mulia

 

Amsal 30:7-9 “Dua hal aku mohon kepada-Mu, jangan itu Kautolak sebelum aku mati, yakni: Jauhkanlah dari padaku kecurangan dan kebohongan. Jangan berikan kepadaku kemiskinan atau kekayaan. Biarkanlah aku menikmati makanan yang menjadi bagianku. Supaya, kalau aku kenyang, aku tidak menyangkal-Mu dan berkata: Siapa TUHAN itu? Atau, kalau aku miskin, aku mencuri, dan mencemarkan nama Allahku.” Apakah kita pernah menggunakan Amsal ini untuk doa kita?? Hidup kita haruslah seperti ini mempunyai sebuah keyakinan bahwa kita ini selalu menyenangkan Allah. Hasrat tertinggi kita haruslah menyenangkan Tuhan dalam keadaan apapun tetap teguh kepada Tuhan, termasuk dalam hal materi.

Lalu apakah kita juga pernah bertanya kepada diri kita, kenapa hidup kita tidak bisa menampakkan sebuah perubahan yang signifikan? Kenapa gairah itu belum muncul untuk sebuah pertumbuhan iman? Atau kita mau menjadi orang Kristen seperti apa? Hidup itu seperti roda dan paling tidak enak jika kita sedang ada di bawah, tetapi dalam keadaan dibawahpun kita ini harusnya bisa selalu antusias kepada Allah.

Paulus dalam penjara, dia menasehatkan untuk kita selalu bersukacita karena kita ini mengenal Yesus. Status kita diubahkan menjadi anak-anak Allah dan inilah status yang lebih mulia. Orang Kristen harus punya pengertian hidup yang suci dan kenal kepada Allah. beberapa dari kira yang masih cemas dengan kehidupan? Atau kita masih cemas dengan apa yang kita punya? Paulus ketika didalam penjara tidak pernah risau dan cemas dengan apa yang menjadi miliknya. Perubahan begitu luar biasa terjadi dalam kehidupan Paulus karena Allah memperkenalkan diriNya untuk memperbaiki pengertian yang salah tentang Yesus dan pertemuan itu membawa sebuah perubahan dan pertemuan yang indah. Pauluspun menyesali kehidupan yang lama tetapi dia bersukcita karena sekarang ia mengenal Yesus. Sebuah kesempatan besar jika kita sebagai orang Kristen mengenal Yesus, maka kita harus mengenal Yesus dengan lebih dalam sehingga kehidupan kita berubah. Mengenal Yesus lebih dalam kita harus punya hasrat dan gairah yang benar. Tetapi kenyataannya kadang kita membuat hasrat dan gairah kita jatuh kedalam nafsu dan inilah yang membuat kita jatuh dalam mengenal Allah. Hasrat dan Gairah itu kita sendiri yang mengetahui ketahanannya atau titik lemah dimana kita jatuh. Lain orang maka berbeda juga jatuhnya. Karena kalau kita membiarkan hasrat dan gairah itu jatuh kepada nafsu dunia maka itu akan melekat kepada kita dan bisa berbahaya karena kemungkinan kita bisa tertindas dan tergoda dengan itu. Lalu apa yag harus kita lakukan untuk terhindar dari keinginan hasrat dan gairah yang duniawi?

Hasrat dan gairah yang duniawi itu adalah sampah. Sampah kalau dibiarkan maka akan membuat aroma busuk dan juga tidak enak, maka sampah itu jangan dibiarkan dan ditimbun tetapi dibuang. Sampah itu harus dibuang pada tempatnya sehingga tidak akan memberikan melakat baunya dan tidak mengganggumu. John Calvin: Orang yang berada di dalam kemakmuran, niscaya lebih rawan posisinya dibandingkan dengan saat ia ada dalam kesulitan/kesengsaraan. Sebab ketika segalanya berjalan mulus, mereka berbangga diri dan diracuni oleh kesuksesannya. Seorang Kristen mengenal Yesus itu lebih dan lebih lagi. Seorang Kristen kaleng-kaleng hanya akan mengejar dan terus menubuatkan dirinya menjadi orang sukses secara finansial – sehat badannya – dan mulus jalannya (Pdt. Hadi sugianto). Mengenal YESUS adalah lebih mulia orang Kristen yang kaleng-kaleng tidak akan tahan katika ada masalah dalam kehidupannya. Karena orang Kristen yang kaleng-kaleng mudah remuk dan rapuh, apa yang membuat rapuh karena itu tidak sesuai dengan dirinya. Kalau kita hidup untuk nubuatan kita sendiri sehingga mengenal Yesus hanya untuk memuaskan diri sendiri maka itu adalah sebuah kesalahan.

Yang harus kita lakukan adalah mengenal Dia dengan baik dan ini akan memberikan kita sebuah keinginan  yang baru dalam kehidupan kita sehingga kita tidak akan pernah menyesal ketika kita mengenal Yesus.

 

 

Pdt. Hadi Sugianto Lie

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie