Andalkan Tuhan apa artinya?

Yeremia 17:5-8

          Ketika kita belum percaya terkadang kita memiliki jimat atau barang yang sakti yang biasa kita andalkan. Menjadi Kristen kita memiliki alkitab dan Salib yang biasa kita andalkan untuk mengusir rasa takut ataupun sebagai simbol yang bisa menolong kita untuk merasa aman atau kata-kata yang bernada rohani yang juga mujarab untuk memotivasi ataupun untuk bisa mendoakan orang padahal terkadang dengan semua simbol dan kata-kata itu tidak terjadi apa-apa. Bahkan dalam mengandalkan Tuhan kita ini juga punya persepsi yang salah.

          Yeremia menegur orang Israel karena mereka tidak mengandalkan Tuhan dengan benar. Orang Israel merasa bahwa allah lain dan harta benda membuat Israel nyaman. Allah akhirnya membuang bangsa Israel ke Babel dan merasakan sebuah keadaan yang tidak nyaman dan menyiksa. Tuhan ingin mereka itu sadar bahwa manusia, harta, diri sendiri dan benda tidak bisa membuat mereka menjadi tenang dan nyaman untuk selamanya.

          Mengandalkan Tuhan adalah percaya penuh kepada Tuhan, sampai merasa sangat aman; tidak lagi menjadi orang yang mudah ditenggelamkan rasa takut soal masa depannya. Mengandalkan Tuhan itu tidak memiliki kecurigaan terhadap: apa yang Tuhan sedang lakukan pimpinan Tuhan atau perintah Tuhan. sebagai contoh kehidupan Abraham, ketika Abraham disuruh pergi untuk meninggalkan negerinya menuju ke tanah yang dijanjikan Tuhan dengan iman ia berangkat. Ketika sampai kita melihat bahwa di tanah Kanaan mengalami masa paceklik yang membuat Abraham merasa kuatir dan Ia memutuskan untuk pergi ke Mesir untuk mencari tempat yang lebih baik, bukan hanya pergi tetapi membuat kebohongan terhadap status Sara sebagai istrinya agar bebas dari bahaya. Abraham menjadi rapuh dan menjadi orang yang sangat curiga dengan pimpinan Allah. Terkadang kita juga merasakan demikian, menjadi orang Kristen sudah lama tetapi tetap masih menaruh curiga terhadap masa depan. Memakai baju Kristen tetapi belum diubahkan, biasanya ujiannya adalah ketika masalah itu menimpa kita. ketakutan-ketakutan dan kesulitan membuat kita banting setir kearah yang salah dan tidak kembali mengikuti kendali Allah. Bahkan kesusahan Ekonomipun jangan membuat kita meninggalkan Tuhan. Kembali kepada Abraham, ketika ia dijanjikan akan memiliki keturunan tetapi janji itu tak kunjung ditetapi oleh Allah maka Abraham dan Sara melepaskan kendali Allah dan memakai keputusannya sendiri. Tetapi semua itu butuh proses akhirnya ketika Abraham disuruh mengorbakan Ishak kepada Tuhan, ia menyakinkan dirinya kembali kepada kendali Allah. Buktinya lagi adalah ketika ia sedang berseteru dengan Lot, juga terlihat bagaimana Abraham kembali kepada kendali Allah. Abraham tidak curiga dan ragu kepada jalan Allah.

          Yesus disalibkan untuk kita semua, tubuhnya harus merasakan sakit yang luar biasa, apakah dia akan membawa hidup yang tanpa masa depan? Ataukah Allah tidak memberikan pemeliharaannya kepada kita ketika kita percaya? Andalkan dan percayakan hidup kita kepada Allah sepenuhnya jangan menaruh curiga sehingga kita mengambil alih atau kendali Allah. Tuhan akan berperang untuk kamu dan kamu akan diam saja (Keluaran 14:14), Ratapan 3: 26, Adalah baik menanti dengan diam pertolongan Tuhan. Mengandalkan Tuhan dan mempercayakan hidup kita kepada Tuhan. Billy Graham: Tuhan tidak akan menuntun kita masuk dalam rencana-Nya, bila kasih karunia-Nya tidak diberikan untuk menjaga kita. Kalau kita dipakai Tuhan untuk menggenapkan rencana-Nya masakan dia tidak memberikan kita kasih karunia kepada kita untuk bisa menghadapi kehidupan ini. Iman kepada Yesus Kristus yang telah mati dan bangkit sehigga dengan demikian kita tau bahwa kehidupan kita penuh dengan harapan. Jangan berani merebut kendali Allah dalam kehidupan kita, karena itu akan menghancurkan kita. Yang harus kita lakukan adalah terus mengandalkan Tuhan dalam kehidupan kita.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie