Ujilah aku, ya Tuhan

            Bukankah dalam hidup ini ketika dalam perjalanan kehidupan ini banyak menimbulkan reaksi tidak puas, sakit hati dan menjadikan diri sebagai Korban. Reaksi ini dan menjadikan diri sebagai korban juga muncul untuk hubungan kita dengan Tuhan, sepertinya Tuhan tidak mengerti dan tidak memberikan berkatNya kepada kita anak-anakNya yang sudah memohon. Sebenarnya hubungan kita dengan Tuhan ada dalam kualitas seperti apa?

            Daud menghadapi persoalan yang rumit, dia juga memberikan reaksi, mazmur 26 ini merupakan permohonan kepada Tuhan karena hidupnya yang tidak baik. Daud dalam keadaan demikian datang kepada Tuhan dan meminta Tuhan untuk menguji hatinya. Daud merasa apakah ada yang salah dengan hatinya, artinya Daud ingin selalu dekat dengan Tuhan dan tidak membiarkan dirinya untuk jauh kepada Tuhan. Seorang Kristen sejati, saat hadapi masalah yang berat akan terus memutuskan selalu bonding dengan Tuhan.  Daud merasakan bahwa dirinya membutuhkan Tuhan dalam kehidupannya sehingga ia selalu datang kepada Tuhan. Sekarang berapa banyak orang Kristen yang mau terbuka kepada Tuhan untuk dikoreksi atau banyak orang Kristen yang merasa bahwa diri benar dan melakukan banyak untuk Tuhan atau orang Kristen yang protes karena masalah yang muncul dalam hidupnya. Jika demikian maka kualitas hubungan kita dengan Tuhan adalah buruk. Perubahan hidup kita sebagai orang Kristen belum siknifikan, sudah Kristen, tetapi hati belum disalibkan bersama Kristus. Dalam masalah kita harusnya seperti Daud, datang kepada Tuhan dan biarlah Tuhan yang menolong kita untuk mengoreksi hidup kita.

            Dari Daud kita bisa belajar bahwa, Seorang Kristen sejati itu akan terus membuktikan imannya dengan kelakuan yang baik dan benar, walau masalahnya besar. Daud membuktikan dirinya tidak bergaul dengan penipu dan orang yang jahat. Daud juga tidak meninggalkan ibadah dan melayani Tuhan. Bagaimana dengan orang Kristen di masa sekarang? Ketika masalah besar itu hinggap dalam hidupnya, mungkin kita bisa mengusai diri untuk tidak bergaul dengan orang yang jahat, penipu dan fasik, tetapi bagaimana hidup kita pribadi? Jangan kita ini yang justru menjadi seorang yang jahat, kepada orang-orang disekitar kita, terhadap istri atau suami kita, anak-anak kita atau mertua dan papa, mama kita. Mungkin kita tidak bergaul dengan orang jahat, tetapi bagaimana kehidupan ibadah kita dengan Tuhan? apakah hati kita terpaut dengan Tuhan atau sungguh-sungguh datang kepada Tuhan? atau malahan terang-terangan meninggalkan Tuhan.

            Yang dilakukan Daud dalam bagian ini adalah contoh yang baik, ketika ada masalah datang kepada Tuhan dan meminta untuk dikoreksi. Inilah saatnya memberikan kesempatan kepada Tuhan lewat Roh Kudus dan firmanNya untuk mengoreksi kita, bukan melulu karena dosa, tetapi mungkin ada yang tersembunyi yang belum kita pahami kepada Tuhan. Kita butuh waktu untuk berdiam untuk datang kepada Tuhan sehingga Tuhan itu memberikan kita sebuah pesan yang indah dalam kehidupan kita.

             Pengkhotbah 7:14 Pada hari mujur bergembiralah, tetapi pada hari malang ingatlah, bahwa hari malang ini pun dijadikan Allah seperti juga hari mujur, supaya manusia tidak dapat menemukan sesuatu mengenai masa depannya. Tuhan memang merahasiakan akan masa depan kita, semakin kita ingin tahu maka kita tidak akan pernah tau tetapi janjiNya adalah Dia akna memberikan pemeliharaanNya dan KekuataNya kepada Tuhan. Daud dalam masalah hanya datang kepada Tuhan dan berkomitment untuk tidak meninggalkan Tuhan, tidak hanya itu adalah menjadi penting untuk mencotoh Daud untuk tidak menajiskan diri. Cobalah untuk membuat catatan kecil yang berisi setiap kesulitan yang menimpa kita dan bagaimana reaksi kita sehingga ini bisa menjadi peringatan untuk kita dan juga bisa kita tangisi dan kita doakan.

             Yesus Kristus yang tersalib dan yang sudah bangkit bagi kita semua, tidak pernah menutup mataNya kepada kita dan Dia juga menolong kita untuk melewati masa-masa sulit dalam kehidupan kita.

             Bagian Firman ini mengajarkan kepada kita, dalam masalah apakah kita membiarkan diri kita untuk diselidiki oleh Tuhan, sehingga dia menampakkan bagian kehidupan kita yang mungkin harus dikoreksi. Bagaimana kita harus menempatkan diri dalam setiap masalah yang muncul, apakah kita benar-benar menjadi Kristen. Mari kita terus berjalan bersama Tuhan dalam kehidupan kita dan meminta Tuhan untuk selalu menguji kita sehingga kita menjadi orang yang terus bergantung kepada Tuhan.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie