Semakin Bijaksana

Mazmur 90

                Confusius memberikan kalimat, bila kamu tahu berlakulah sebagai orang yang tahu, bila kamu tidak tahu berlakulah tidak tahu. Kalimat ini menjadikan kita menjadi orang yang jujur dan menjadikan kita sebagai orang yang tidak sok tahu. Contoh Bangsa Israel ketika 12 orang pengintai melihat tanah Kanaan, 10 pengintai mengambil kesimpulan dan sok tahu sehingga mereka berani menyimpulkan sendiri atas nasib mereka sehingga mereka mendapatkan hukuman dari Tuhan, Semua keturunan yang berusia 20 tahun keatas mati dan keturunannya yang berusia dibawah 20 tahun berputar-putar selama 40 tahun di padang gurun. 

                Mazmur 90 memiliki latar belakang dari bangsa Israel yang tidak memperlihatkan tabiat sebagai orang yang telah dibebaskan oleh Allah, bahwa percaya dan tunduk pada firman Tuhan adalah bukan pilihan, tetapi harus menjadi tabiat baru orang Kristen. Orang Israel adalah contoh kegagalan, mereka sudah mendapatkan banyak sekali anugrah, tetapi tabiat mereka tidak memperlihatkan tabiat yang baru sebagai orang yang percaya kepada Yesus. Inipun kadang terjadi kepada kita sudah sekian lama kita menjadi Kristen tetapi tabiat kita terkadang tidak memperlihatkan menjadi orang Kristen yang percaya kepada Kristus, tidak taat kepada ibadah, meremehkan Tuhan dan tidak menjadi contoh dalam tabiat kita. kalau tabiat kita masih buruk di tahun 2020 maka kita harus tinggalkan dan menunjukan tabiat baru yang menunjukan Kristus dalam kehidupan kita.

                Seorang Kristen meskipun tidak akan pernah menjadi sempurna selama tinggal di bumi, tetapi harus menunjukan kemajuan tabiat barunya sebagai milik Kristus. Sebagai orang Kristen kita tidak boleh terus tinggal kelas tetapi menjadikan diri dan memperlihatkan diri sebagai seorang yang memiliki Kristus. Kita harus sadar bahwa kita ini lemah dan pemazmur menggambarkan kita sebagai debu, mimpi dan rumput, maka seharusnya kita percaya dan tunduk pada Firman Tuhan yang disampaikan kepada kita bukan sebaliknya jadi melawan Allah dan menolak firman Tuhan. Jangan kita mengeraskan hati kepada nasehat Tuhan, ingat kita ini debu yang kapan saja bisa tertiup oleh angin sehingga kita butuh nasehat dari seorang pencipta yang kuat yaitu Allah.

                Kalau kita menjadikan diri kita menolak dan tidak mendengarkan firman Tuhan, Tuhan mingkin akan mendisiplinkan kita, bukan karena Dia jahat tetapi karena Dia sayang. Contoh bangsa Israel yang didispilinkan oleh Tuhan. Suka atau tidak suka semua yang terjadi adalah rencana Tuhan, maka kalaupun kita memberontak yang terjadi adalah rencana Allah bukan rencana kita yang adalah debu. Kalau demikian maka kita harus hidup dalam tabiat baru hidup sesuai dengan firman Tuhan sehingga kita bisa turut dalam rencana Allah dan tidak menjadi sakit seperti apa yang dialami oleh bangsa Israel sebelum masuk tanah Kanaan berputar-putar selama 40 tahun dipadang Gurun.

                Tabiat lama yang masih mengusai kita tidak membatalkan rencana Tuhan untuk digenapi, tetapi biasa membuat Tuhan menunda sampai kita siap dengan tabiat yang baru dan itu bisa 40 tahun  (Separu dari hidup kita). Jangan menjadikan hidup kita sia-sia seperti Israel sehingga separu hidupnya ada dalam pendisplinan Tuhan. Sehingga pemazmur memberikan kita nasehat di mazmur 90:12. Hidup menjadi bijaksana adalah sebuah sikap takut akan Tuhan dan pemazmur memberikan nasehat ini sehingga kita tidak seperti bangsa Israel yang harus mendapatkan pendisplinan. Yesuspun memberikan nasehat dalam Matius 7:24. Mendengar dan melakukan firman Tuhan menjadikan kita bijaksana, saat kita dijalur yang tepa kita aman dan ketika kita dijalur yang salah kita ini tidak menjadi musuh Allah tetapi kita sadar dan bertobat.

                Tahun 2021 jadikanlah diri menjadi bijaksana sehingga kita tidak akan sakit dan menjadikan diri tidak sia-sia. Mazmur 90:12. Tuhan ajarlah kami menghitung hari-hari kami sedemikian, hinga kami beroleh hati yang bijaksana.

Penulis: Pdt. Hadi Sugianto Lie